Chapter 1 (Bagian 1)
Ini adalah sesuatu yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
“Onii-sama, Onii-sama. Apa kamu ingin memainkan Quiz?”
“Quiz?”
“Iya. Sebuah quiz untuk menghancurkan suasana aneh
diantara kita saudara kandung. Quiz yang mudah dan menyenangkan.”
Ini adalah beberapa bulan yang lalu. Kirishima Yuuki
mengingat pada waktu itu, dia sedang berbicara dengan adiknya di kebun milik
orang tuanya.
“Baiklah, tapi apa yang kamu maksud dengan suasana aneh?
Bukankah ini begitu normalnya diantara kita?”
“Pertanyaan nomor satu!” Dia mengabaikan Yuuki dan
melanjutkannya dengan pertanyaan, “Sebutkan satu hal yang seorang wanita paling
inginkan di dunia ini?”
“Apa…?”
“Apa itu?”
“… …”
“Apa iiituuu?”
Adik perempuannya selalu memaksa seperti biasanya.
Menghindari tatapannya, Yuuki mengusap dagunya, “Hmm …
Aku bingung. Apa topik pertanyaan quiz selalu seluas ini … ?”
“Nah, nah, apa itu ~ ? Apa jawabannya ~ ?”
Dia menyanyikan sebuah lagu yang aneh, sambil menari,
mendesak Yuuki. Yuuki menyerah selagi dirinya menghela nafas. Sekali-kali, aku
sebaiknya ikut bermain dengan godaan adikku.
“Kalau begitu, memakan makanan yang manis?”
“Bu bu ~. Salah.”
“Mengenakan pakaian lucu dan modis.”
“Bu bu ~. Salah.”
“Mendapatkan banyak pujian.”
“Bu bu ~. Salah.”
“… Ugh, bukankah pertanyaan ini mustahil? Lebih penting
lagi, bukankah pertanyaan ini diutarakan dengan cara yang aneh?”
“Ngomong-ngomong, jika kamu salah menjawab sekali lagi,
aku akan memberimu pelukan selagi aku duduk diatas pangkuanmu sebagai
hukumannya.”
“Kenapa? Aku tidak mau.”
“Sepuluh detik tersisa. Sembilan. Delapan. Tujuh …”
Hitung mundur tanpa ampun akhirnya dimulai. Selagi
terkejut, Yuuki melanjutkan berpikir. Tipe jawaban seperti apa yang dia
inginkan? Mungkin—
“Kalau begitu … sebuah ciuman dari orang yang mereka
suka? Mungkin?”
“Hampir!” Dia memegang kepalanya dan membungkuk,
sepertinya kesakitan, “Oh hampir mendekati! Sangat banyak ‘tanda mendekati’
yang akan kukatakan! Perbedaan antara jawaban Onii-sama dan jawaban yang benar
adalah perbedaan antara nasi biasa dan nasi ketan! Ya ampun~ kamu benar-benar
hampir menjawabnya.”
“Kalau itu memang benar-benar hampir maka betulkan saja.”
“Tidak. Kali ini ‘hanamaru’ tidak cukup. Kali ini, kecuali jawabanmu benar-benar
tepat, aku tidak akan memaafkanmu.” Itu tiba-tiba menjadi pertanyaan apakakah
dia akan memaafkannya atau tidak. Sambil mengerang, Yuuki memutar lehernya
karena kebingungan, tapi kemudian, “Bu bu ~! Sayang sekali, kamu kehabisan
waktu! Sekarang, biarkan aku duduk di pangkuanmu dan beri aku pelukan
sekaligus.”
“Tunggu. Setidaknya beritahu aku jawaban yang benarnya.
Kalau tidak, aku tidak bisa menerima ini.”
“Tidak boleh jadi pencundang, Onii-sama. Sejak kapan kamu
memutuskan bahwa dirimu akan memberikanku pelukan, mengusap-usap kepala, dan
mencium pipiku.”
“Berhenti meningkatkan tuntutanmu secara tiba-tiba.
Sekarang, cepat beri tahu aku!”
“Fumun. Mau bagaimana lagi.” Adik perempuanku menaikkan
dagunya, “Jawaban yang benar adalah … jyajyajyan~! ‘Sebuah lamaran dari orang
yang mereka suka’ dondon pafupafu~!”
“Aku mengerti …”
“Demi tuhan, Onii-sama itu bodoh kan? Sebagai adik
perempuanmu itu membuatku sedih jika kamu tidak dapat menjawab pertanyaan ini
dengan benar. Satu-satunya impian yang seorang wanita miliki, satu-satunya
keinginan abadi adalah dilamar oleh seorang pangeran yang menakjubkan. Bukankah
itu sudah jelas.”
“…”
“Karena kamu seperti ini, kamu masih belum mendapatkan
pacar atau kekasih apapun. Yah, aku bermaksud
merawat Onii-sama seumur hidup jadi itu tidak masalah. Kenapa kamu
berdiri dari kursimu!? Mau pergi kemana!? Aku masih belum selesai bicara!”
… Tentu saja, Yuuki masih menghargai adiknya. Jika bukan
karena adiknya yang riang dan aktif, kehidupan Kirishima Yuuki akan jadi lebih
gelap. Perannya sebagai persembahan telah ditetapkan sebelum dirinya lahir, dan
selama lebih dari sepuluh tahun sekarang, dia telah memikirkan apa maksud
sebenarnya. Jika ada alasan dia mengingat moment pada waktu itu, itu mungkin
karena jawaban untuk quiz misterius adiknya tampak sesuai dengan situasi saat
ini.
***
“ … Jadi itu alasan kau meminta my Mistress untuk
menikahimu?”
Senyumnya yang bahkan tidak bergerak satu milimeterpun
sangat menakutkan.
Saat ini disuatu tempat di distrik 24 Tokyo, di dalam
ruang tamu di luar kamar tidur milik dewa tertentu. Ada, seorang Maid di
hadapanku yang bertugas merawat seluruh bagian mansion, sedang menasehati Yuuki tanpa berubah ekspresi
wajahnya.
“Yah… iya..” Yuuki mengangguk sambil berkeringat dingin,
“Tentu saja, itu bukan satu-satunya alasan.”
“Kalau itu belum semuanya, apa alasan lainnya?”
“Dengan kata lain …” Yuuki memilih kata-katanya dengan
hati-hati, “Aku rasa itu agak terbawa suasana.”
“Terbawa suasana?”
“Sejujurnya, aku merasa sangat gugup datang kesini hari
ini. Untuk sepuluh tahun kedepan, aku tahu aku akan menjadi tumbal, tapi aku
hampir tidak memiliki informasi kepada siapa aku akan dikorbankan, kau tahu.”
“Aku menerima poin itu adalah kesalahan kami.” Maid-san
mengangguk, “Benar bahwa aku tidak memberimu sedikit informasipun mengenai My
Mistress dan aku mengundangmu tanpa pemberitahuan sebelumnya selagi memintamu
untuk segera ‘memenuhi tugasmu’. Tidak sulit membayangkan beban yang harus kau
pikul untuk mengikuti aturan Organisasi Tsukumo yang telah ditentukan oleh
beberapa tahun.”
“Iya, kan?”
“Mempertimbangkan beban tersebut, dapat mengerti kau akan
mengambil tindakan yang aneh, gegabah, dan impulsif.”
“Aku tahu kan. Aku tidak tahu mengenai aturan tersebut,
tapi aku harap kau memberitahuku sedikit ke depannya dengan satu cara atau
lainnya.”
Dengan begitu, Yuuki tahu dirinya dengan terpaksa mencoba
untuk memberi alasan pada dirinya. Tidak peduli berapa banyak ketidak sengajaan
tersebut, tidak ada seorangpun yang akan meminta orang yang baru mereka temui
pertama kalinya untuk menikah. Meski mengatakan itu disebabkan oleh adik
perempuan yang sebelumnya dia katakan, “sebuah lamaran dari orang yang mereka
suka.”, adalah alasan lainnya.
“Kalau begitu …” Yah, apa yang sudah terjadi terjadilah,
Yuuki memutuskan untuk tidak memikirkannya lagi, “Kembali ke topik selanjutnya.
Bukankah salah aku meminta lamaran, iya kan? Aku mungkin seharusnya memikirkan
sesuatu yang lebih baik lagi untuk diminta? Mengenai ‘keinginan’ tersebut.”
“Tidak.” Maid tersebut menggelengkan kepalanya, “Sebagai
ganti tidak mendapat kebebasan, kau diberikan hak untuk meminta satu keinginan.
Tidak perlu untuk menarik kembali keinginan sebelumnya. Secara teknis, kau bahkan
tidak diizinkan. ”
“Apa maksudnya itu?”
“Ketika kau mengatakan keinginanmu kau tidak bisa
menariknya kembali. Yah, bukankah kau seorang pria yang normal? Seorang pria
seharusnya tidak menarik kembali ucapannya, kan? Aku harap my Mistress dan dirimu
selalu bahagia selamanya.”
Maid-san tersenyum lebar. Yuuki tersenyum juga. Tidak
tidak, serius? Apa kau bercanda? Begitulah dia pikirkan, tapi itu bukan waktu
yang tepat dimana dia bisa meminta untuk memikirkannya terlebih dahulu.
“Ngomong-ngomong…” Dia memutuskan untuk merubah topik,
“Sejujurnya, aku sedikit merasa lega.”
“Merasa lega? Kenapa?”
“Tidak, kau tahu…” Sekali lagi, memilih kata-katanya
dengan hati-hati, “Sebelum aku dibawa kesini, aku pikir ini akan jadi sulit.
Aku diberitahu ‘Berikan hidupku kepada sang Dewa demi menyelamatkan dunia.’,
selain itu, aku hampir tidak beritahu apapun. Aku pikir ini akan menjadi
pekerjaaan yang mengerikan.”
“Pekerjaan yang mengerikan, kau bilang?”
“Yah. Bukankah ini terdegar seperti mempertaruhkan
hidupmu hilang? Aku membayangkannya akan lebih keras, jadi aku bersiap ketika
diselimuti oleh darah dan merasakan sakit.”
“Bagi kami, kau adalah orang yang sangat penting.”
Maid-san tersenyum, “Keselamatanmu adalah prioritas bagi kami. Meskipun kau
tiba-tiba melamar my Mistress dan sebagai hasilnya dia tidak mau keluar dari
kamar, kami tidak akan menyiksamu ataupun membunuhmu. Meski aku ingin begitu.”
“… …”
Yuuki mulai mengeluarkan keringat dingin. Namun, maid
tersebut tampaknya tidak berbohong. Untuk sesaat, tidak perlu khawatir mengenai
hidup atau mati, tapi, dia masih bersyukur atas keselamatan yang telah
diberikan.
“Semuanya akan baik-baik saja.” Maid-san menatap ke arah
sebuah jam, “My Mistress seharusnya telah baik-baik saja sekarang. Aku
menyerahkan sisanya kepadamu.”
“… kau ingin aku pergi? Lagi?”
“Tentu saja. Tolong jangan mengacau kali ini. Tugasmu
adalah menjaga My Mistress untuk santai dan emosinya tenang.”
“Yah, aku mengerti. Aku akan mencobanya dengan sangat
baik. Namun …?”
“Namun?”
“Ini sedikit memalukan, tapi aku sedikit takut padanya.
Maksudku, bukankah aku membuatnya marah tadi?”
“Aku tidak tahu. Aku tidak bilang pastinya.”
“Jika dia benar-benar marah, akankah dia membunuhku? Lagi
pula, dia adalah Dewa.”
“Kau tidak perlu khawatir mengenai hal tersebut.”
Maid-san memberinya stempel persetujuan. Senyum di wajahnya adalah senyum
terbaik hari ini, “Kau telah meninggalkan ranah kemanusiaan. Dengan demikian,
tidak ada sesuatu yang namanya kematian.”
***
Interaksi dengan Maid ini adalah sesuatu yang terjadi
beberapa menit yang lalu ini. Sekarang, Kirishima Yuuki berdiri di hadapan
sebuah pintu. Dirinya berdiri di depan ruangan Dewa yang bernama Kanaruzawa
Sekai, dimana, beberapa jam yang lalu, dia membuat lamaran pernikahan untuk
pertama kalinya seumur hidup. Mempertimbang apa yang terjadi sebelumnya,
akhirnya dia merasa ragu sebelum ingin mengetuk pintu tersebut.
(Aku tahu aku melakukan sesuatu yang salah, tapi …) Yuki pikir, (Aku tidak paksa kedalam situasi
yang tidak kuketahui. Kalau begitu bukankah normal jika sesuatu yang aneh
terjadi? Aku tidak terlalu salah, juga kan?)
Selain itu, dia tidak benar-benar mengerti apa yang
sebenarnya terjadi. Jalan yang dirinya paksa harus ikuti telah diramalkan
sepuluh tahun yang lalu. Yaitu diputuskan untuk dijadikan tumbal kepada sang
dewa, bawahan dewa, seorang budak yang tidak lebih dari apapun. Dia merasa
telah menerima ini karena masa depannya telah ditentukan.
Namun, kenyataan sangat berbeda dengan apa yang dirinya
pikirkan. Karena ini adalah ruangan dewa yang melindungi dunia, dia berpikir
bahwa dirinya akan disambut dengan istana megah dan mewah. Namun sebaliknya,
yang dia lihat adalah mansion tua dan
lembab di suatu tempat di dalam area perumahan di Tokyo. Yuuki tidak disambut
dengan makhluk supernatural yang dirinya harapkan, tapi oleh seorang Maid yang
tidak terlihat lebih tua dibandingkan dengan dirinya. Karena ini adalah
pertemuan dengan dewa, sosok yang tidak nyata, maka seharusnya adalah langkah-langkah
tertentu yang digunakan sebelum bertemu. Setidaknya, mendapat sebuah penjelasan
sebelum pertemuan sebenarnya.
Pada akhirnya, semua itu mengecewakan. Yuuki merasa bahwa
kekecewaan, pasti penyebab dia bertingkah dengan anehnya.
Mungkin.
(Yah … itu masih beberapa kumpulan alasan.)
Mula-mula, dia tidak pernah berpikir bahwa tugasnya akan
mudah. Meskipun dia dipaksa, dia memutuskan untuk menerimanya dan melangkah
maju.
(Apa yang terjadi, terjadilah!)
Dia mengambil nafas dalam-dalam.
Dia mengetuk pintu.
Dan kemudian, dia menahan nafasnya selagi dia membuka pintu tersebut.