Translate by Big Saber bro
1-2. Chapter 1 Bagian 2
“Senang bertemu denganmu. Aku adalah Dewa.” Gadis
tersebut berbicara sambil memegang cerutu.
Dirinya terus menatap ke arah buku di atas
pangkuannya, tak sekalipun menatap ke arah Krishima Yuuki.
“Namaku adalah Karuizawa Sekai.” Gadis tersebut
meniupkan gumpalan asap selagi membalik halaman buku di tangannya, “Seperti
yang kamu tahu, dirimu adalah milikku mulai saat ini.”
Dia adalah seorang gadis cantik. Cantik diluar
nalar. Dengan rambut perak dan mata berwarna merah, dia memiliki aura asing
disekitarnya. Ini adalah “Dewa” bagi Kirishima Yuuki. Dia, sendiri, adalah
eksistensi diluar nalar yang telah dan akan terus melindungi dunia selama
ribuan tahun kedepan. Kirishima Yuuki adalah korban yang diberikan kepadanya.
“Kalau kamu tidak suka, kamu boleh coba melarikan
diri. Kamu bahkan boleh memutuskan untuk bunuh diri.” Gadis tersebut tersenyum
dingin, “Namun, jangan lupa, bahwa dirimu adalah generasi ke-sembilan
keluargamu. Kamu telah dipilih oleh Organisasi Tsukumo untuk menjadi—“
“...Tidaktidaktidak.” Yuuki akhirnya kembali pada
kenyataan, “Tunggu sebentar. Tunggu.”
Dia menggelengkan kepalanya sekuat tenaga. Selagi
tangannya menunjuk ke arah hidungnya, dia berbicara “Eh,apa? Apa perasaanku
saja? Tapi bukannya tadi cuma mengulangi apa yang terjadi sebelumnya? Ummm, ada
apa ini?”
“...”
Sekai sendiri terkejut, mulutnya terbuka seperti
mencoba melanjutkan perkataannya sebelumnya.
Satu detik, dua detik, ..lima detik..sepuluh
detik...
Dalam keheningan tersebut, suasana anehpun mengalir.
Sekai kemudian sengaja batuk dan mulai bicara kembali.
“Senang bertemu denganmu. Aku adalah D—.”
“Kubilang sudah cukup.”
Tanpa disengaja, Yuuki menjawabnya dengan ketus.
Mugu, gadis muda itu menutup mulutnya.
Kesunyiaan yang canggungpun menimpa mereka berdua.
Tik,tok,tik,tok
Di dalamnya, hanya suara jam dinding bergema di
dalam ruangan itu. Bahkan suara terkecilpun tampak tidak terdengar oleh salju
diluar jendela.
Eh...ada apa dengan situasi ini? Yuuki pikir. Aku
bersiap untuk merubah takdirku, tapi situasi saat ini tidak terduga. Sesuatu
yang salah terjadi pada situasi ini. Apa yang harus aku lakukan?
Keheninganpun berlanjut.
Rasa canggung mengisi suasana ini, dia pikir akan
lebih baik jika menganggap situasi ini adalah sebuah komedi.
“...Uu”
Gadis muda itu mengeluarkan suara. Menatap ke
arahnya, wajahnya masih sama seperti gadis yang memegang cerutu sebelumnya,
tapi apabila dilihat lebih dekat wajahnya seperti diwarnai warna merah terang.
Bukan hanya itu, dia menutupi wajahnya dengan buku di atas pangkuannya dan
meringkuk seperti hamster kecil atau sesuatu semacamnya.
“Ummm...”
Apa yang terjadi? Yuuki mulai merasa dirinya telah
melakukan sesuatu yang buruk. Meski begitu, ketika ini terjadi pada seseorang
yang seharusnya dia curahkan jiwa dan raganya, apa yang terjadi pada situasi
ini? Lebih penting lagi, ada apa dengannya?
Apa itu...
Apa karena aku tidak mengikuti ketika dia berusaha
mengulanginya ketika pertama kali kita bertemu? Apa itu alasan wajahnya menjadi
merah?
“Ah...apa
kamu ingin mengulangnya lagi mulai dari aku masuk dan membuka pintunya lagi?
Seperti mengulangi semacam tantangan dari awal?”
“...Tidak usah.” Selagi menutupi wajahnya, gadis
muda itu menggelengkan kepalanya. Keheningan yang canggung sekali lagi terjadi.
Baru saja Yuuki memikirkan untuk mengatasi ini, dia berbicara lagi.
“Ini salahmu.” Gadis muda itu bergumam, matanya
sedikit mengintip dari atas buku, “Seharusnya tidak seperti ini. Pertemuan
pertama kita seharusnya jadi lebih cantik, dan keren. Harusnya seperti karya
seni, dimana, setelah pertukaran kalimat yang elegan dan cemerlang, kamu akan
secara tulus menyatakan rasa hormatmu kepadaku, menyerahkan hidupmu padaku, dan
kemudian kita berdua akan memperingati langkah awal kita bersama. Dan tapi
malah ini yang terjadi.”
“Haaa, jadi begitu...”
Jadi seperti itu? Itulah apa yang dia pikirkan?
Meskipun dia adalah seorang Dewa? Meskipun dia telah hidup selama ribuan tahun?
“Aku sudah memikirkannya selama ini. Awal dari
segala sesuatu adalah hal penting.”
“Kamu memikirkannya? Mengenai apa...?”
“Tentu saja. Dialog kita.”
“Dia..dialog?”
“Mengenai bagaimana kita akan berlalu, mengenai apa
yang kita akan katakan ketika kamu memasuki ruangan ini. Aku telah
mensimulasikan segalanya dalam kepalaku dan yakin dapat mengatasi apapun yang
akan terjadi.”
Perlahan, gadis itu bicara. Yuuki mendengarkannya
dengan ekspresi kosong , “Berdasarkan asumsiku, kamu seharusnya ketakutan,
setidaknya begitulah seharusnya. Aku adalah eksistensi yang setara dengan Dewa,
satu-satunya yang berinisiatif, dan dapat mengontrolmu. Meski begitu, meski
seperti itu, kamu...”
“...Ummmm.”
“Ini salahmu. Semua, semuanya, ini adalah salahmu.”
“Tidak, meski kamu mengatakannya seperti itu...”
“Ini salahmu.”
“...”
Yuuki menjadi lebih dan lebih frustasi.
Sampai-sampai membuat Yuuki mengangkat bahu saat ini. Amarah yang sekian
bertumpuk pada hari ini, tidak, selama sepuluh tahun belakangan ini,
menyebabkan Yuuki membuka mulutnya dan membalas.
“Begitulah katamu. Tapi, bukankah kamu punya banyak
hal yang perlu dilakukan juga?”
“——!?”
Gadis itu menunjukan eksresi terkejut pada nada
suara Yuuki yang tiba-tiba berubah.
Mengabaikannya, Yuuki terus berbicara.
“Bagiku, aku dibawa kesini bahkan tanpa alasan yang
aku mengerti, dipaksa bertemu denganmu tanpa alasan yang dapat aku mengerti. Namun,
kamu memberitahuku dengan nada merendahkan seperti itu ‘Ini semua salah’, aku
tidak terima itu. Meski dirimu adalah Dewa, itu terlalu berlebihan.”
“...Ya...h.”
“Ini sebenarnya sangat merepotkan. Selain itu, kenapa
juga aku dibawa kemari? Aku diberitahu akan dijadikan tumbal, sebagai korban,
apa maksudnya ini? Siapa yang mengharapkan hal ini? Siapa yang memutuskan ini?
Terutama, apa yang harusnya aku lakukan? Kalau kau saja tidak memberitahuku,
bagaimana bisa aku mengerti hal ini. Setelah semua ini, aku mendengar semua ini
adalah salahku, dan aku diharuskan untuk bertanggung jawab, kau pasti bercanda.”
“...uuu...”
“Sebenarnya,
masalah ini bukan hanya bagiku, bahkan keluargaku pun terganggu
karenanya. Bahkan saat ini sampai pada titik dimana mereka hampir dapat
bertahan, pada titik sebelum keluargaku dapat hancur. Jika harus kukatakan,
keluarga kami sudah hancur sejak dulu. Hancur seketika. Yah, cuma itu
satu-satunya cara mengatakan ini.”
Yuuki berdiri kembali. Kemudian, seolah-olah semua
ini terbendung, semuanya emosinya muncul dalam seketika. Hampir seperti reflek,
dia mengeluarkan tangisan. Awalnya, hanya menangis sedikit, lalu, selanjutnya,
Dia menangis. Dia adalah dewa yang telah hidup
selama ribuan tahun. Meski begitu, dia menangis seperti seorang anak kecil.
“...eh? Tidak mungkin, kan? Eh?”
“..Uu...gusu... fueeeeh...”
Yuuki mulai panik. Bagi seorang pria, melihat sosok
gadis yang menangis merupakan perasaan yang buruk.
“So—hikku—rry…”
“Ini salahku. Sebenarnya, ini seratus persen
salahku. Kamu tidak salah. Oleh karena itu, jangan menangis? Tolong?”
Yuuki tidak tahu harus bagaimana. Setelah sedikit
bimbang, dia mengeluarkan sebuah saputangan dari sakunya. Gadis itu menerima
saputangannya dengan hati-hati, seperti peduli terhadap sesuatu yang berharga,
dan mengusap air matanya. Bagi Yuuki,
dia tidak tahu sudah berapa kali dirinya dibuat bingung. Ada apa sebenarnya
ini? Aku benar-benar tidak mengerti. Seseorang tolong bantu aku.
“Pernikahan...”
Tiba-tiba, gadis itu bicara.
“Tolong menikah denganku, katamu.” Hidungnya masih
basah selagi dia terus bicara, “Bukannya perlakuanmu padaku juga sedikit kasar?
Kondisiku juga tidak terlalu berbeda denganmu. Aku tiba-tiba mendengar beberapa
hari yang lalu seseorang akan dibawa kemari sebagai persembahan, jadi aku
sangat bingung. Aku sangat sangaat bingung. Ditambah lagi, aku sudah lama belum
pernah bertemu manusia dari dunia luar, lebih lama dari apa yang dapat aku
ingat?”
“...Eh. Jadi begitu?”
Ini pertama kalinya Yuuki mendengar hal tersebut.
Dia tidak pernah memikirkan ini sebelumnya. Baik Yuuki dan dirinya ditempatkan
dalam kondisi yang sama, dan mungkin mereka memiliki kesamaan lainnya.
“Untuk sementara ini, aku sudah menantikan
kedatanganmu. Lagi pula, aku selalu sendirian.”
“...”
“Namun, aku adalah dewa, dan kamu adalah persembahan
untuk ku, hubungan ini tidak bisa disebut setara. Meski begitu tetap saja, aku
ingin akrab denganmu. Tetapi, aku tidak menduganya. Ya ampun, t-tiba-tiba
melamarku...apa yang sebenarnya kamu pikirkan...”
“...”