Yuusha Party Volume 1 : Chapter 8

Volume 1 Chapter 8 – Aku  mencoba pergi ke desa



“Haaah...”

Aku menghela nafas seberat-beratnya. Saat ini, aku sedang terombang-ambing di dalam kereta kuda milik keluarga Aquarain. Bersamaan dengan pemandangan yang tidak berubah sedikitpun di luar jendela, kereta kuda tersebut berlari terus-menerus melewati jalanan di pegunungan. Dan di tepat sebelahku adalah Cecilia yang kucinta.

Tujuan kami adalah desa di pegunungan, Dagaz, memerlukan waktu 6 jam dari Minerva menggunakan kereta kuda untuk sampai kesana.

Sedikit liburan, hanya sendirian bersama Cecilia. ...adalah apa yang seharusnya akan terjadi.

"Wheee~! Pertama kalinya aku menaiki kereta kuda~!"

Untuk beberapa alasan Sheik juga berada disini. Dia mengeluarkan kepala ke luar jendela seperti anjing yang menikmati perjalanan. Dan bagaimana semua ini dapat terjadi, mari sedikit kembali pada waktu pagi hari ini.

“...Sudah pagi?”

Aku bangun dari kasurku pada ruangan sewaan di penginapan ini. Cahaya yang meresap masuk melalui jendela, menandakan awal dari suatu hari.

Menatap ke arah kasur di sebelahku, Shiek tidak ada. Pria itu yang selalu tidur hampir dalam posisi yang canggung tiba-tiba saja menghilang.

Aku belum bangun, dan dirinya bahkan tidak ingin repot-repot membangunkanku...kemana sebenarnya dia pergi?

"Yeesh, setelah Hapyneth dan Duke pergi satu masalah lagi yang tertinggal..."

Karena Hapyneth sudah dipekerjakan oleh Sophia-san, and Duke telah dibawa oleh Raven, diriku sendiri ditinggalkan untuk menjadi penjaga dan teman bermain Sheik.

Mengingat kembali ketika kami berada di kastil raja iblis, kita bertiga berbagi tugas tersebut. Namun, sekarang mereka akhirnya telah pergi. Mereka tidak akan kembali tidak peduli seberapa banyak aku mengeluh.

Hari ini aku telah berjanji untuk bertemu dengan Cecilia. Aku membuat diriku terlihat rapi, kemudian meninggalkan menginapan dan menuju ke mansion keluarga Aquarain.

"Aku minta maaf. Aku tiba-tiba dipanggil untuk melakukan sebuah pekerjaan. Dan meskipun akulah orang yang mengundangmu datang kemari untuk menikmati teh,padahal."

...Itulah yang aku dengar ketika tiba di mansion. Tampaknya ada beberapa pekerjaan pendeta yang dirinya harus kerjakan. Dia telah bersiap untuk pergi dengan kereta kuda. Beberapa bandit telah menyerang sebuah desa di pegunungan, dan meskipun ada yang mengejarnya, ada banyak yang mengalami luka serius.

Para bandit tersebut dapat menyerang kapanpun, dan dengan tidak adanya pendeta terlatih di sekitar mereka tidak dapat segera menyembuhkan diri. Itu adalah apa yang Cecilia dengar dari informasi yang dia dapat.

"Mau bagaimana lagi kalau ada pekerjaan... Oh tunggu, aku tahu! Ajak aku bersamamu!"

Aku sudah tidak sabar ingin menghabiskan waktu seharian dengan Cecilia sejak kemarin, jadi kenapa tidak? Bukan hanya itu, aku ingin berguna untuknya juga.

"...Tapi, ini adalah pekerjaan yang telah aku terima. Aku tidak bisa merepotkanmu, Youki-san..."

"Oh ya ampun, aku yakin itu tidak masalah, iya kan?"

Selagi Cecilia bimbang, Celia-san tiba-tiba muncul dari belakangnya.

"Mungkin berbahaya jika bandit-bandit itu muncul kembali. Aku yakin Cecilia akan baik-baik saja walau sendirian, tapi, untuk jaga-jaga, tolong ajak Youki-kun bersamamu."

Cecilia memikirkannya untuk sesaat. Celia-san ingin seseorang untuk menemani putrinya dalam masalah ini.

"...Aku mengerti. Karena Youki-san juga dapat menggunakan sihir penyembuh, dia seharusnya cukup sebagai pengawal. Aku minta maaf jika merepotkanmu, tapi maukah kamu tolong ikut bersamaku, Youki-san?"

Dirinya bertanya padaku selagi berpikir aku mungkin akan menolaknya, bukan karena dia harus menjadi formal mengenai masakah ini.

Ini adalah kesempatan yang diberikan padaku oleh Celia-san. Aku pastikan untuk menunjukan seluruh poin baikku, dan memicu kejadian untuk menaikan restunya.

“Dengan senang hati, dengan senang hati aku ikut bersamamu.”

Setelah mendengar lebih jelas, tampaknya kita akan menginap di tempat itu untuk sementara waktu. Dua, mungkin tiga hari menginap di desa tersebut.

Oleh karena itu, karena aku tidak memiliki pakaian ganti, aku harus kembali ke penginapanan dan mengemasi barang-barangku.

“Baiklah, aku akan segera kembali.”

Aku menunggu sampai Cecilia dan Celia-san tidak terlihat, kemudian aku kembali ke penginapan. Ketika tiba di penginapan, aku segera mengemasi barang-barangku, dan segera kembali ke mansion dengan kecepatan penuh . Pada saat ini, aku pikir ini akan menjadi perjalanan singkat kita hanya diriku dengan Cecilia.

“Wheee~”

Tidak tahu kenapa, ketika aku kembali ke mansion, aku menemukan Sheik telah berada di dalam kereta kuda. Cecilia juga di dalam kereta kuda, sementara itu Celia-san tersenyum kerepotan seperti mengatakan 'Ya ampun, ya ampun, apapun yang terjadi terserahlah'.

Melihatku, Celia-san segera mendekat ke arahku dan berbisik,

"Maaf, Youki-kun. Ketika baru saja kamu kembali ke penginapan, Shiek datang. Setelah kami memberitahunya apa yang terjadi, dia bilang dia ingin ikut juga."

Sepertinya, Shiek baru saja melewati mansion. Aku bingung kemana dirinya pergi pagi hari ini, namun… jika aku pikir dia datang ke mansion… jika saja aku tiba disini lebih awal, atau mengambil jalan pintas atau sesuatu!

"Baik Cecilia dan aku berusaha menunjukan padanya bahwa itu sangat berbahaya, tapi Shiek-kun mulai menunjukan jika dirinya pantas,pada akhirnya kami menyerah."

Aku tahu Sheik sangat keras kepala. Terutama wanita dewasa lemah terhadap wajah anak-anaknya yang terlihat sedih, dan muda. Dasar bocah licik Sheik, ketika dirinya tertarik akan sesuatu, dia mendapatkannya.

"Ah ampun… terserahlah. Bahkan aku tidak bisa mempengaruhi anak itu."

Bahkan bersama Hapyneth dan Duke, diantara kami bertiga terkadang masi tidak bisa membuat Sheik patuh. Aku hanya perlu menganggapnya sebagai nasib buruk hari ini.

"Aku minta maaf. Sungguh, aku berencana membuat ini perjalanan singkat untuk kalian berdua..."

Tampaknya Celia-san dan diriku memiliki rencana yang sama. Tapi, karena Sheik terlihat seperti anak kecil, akhirnya rencana tersebut gagal.

"Yah, itu tidak merubah kenyataan aku akan pergi dengan Cecilia. Dan lagipula Shiek sudah seperti teman..."

Dia seharusnya tidak terlalu merepotkan. Dan meskipun dirinya terlihat seperti itu,  dia adalah ahli tanaman herbal dan memiliki pengetahuan mengenai obat, jadi dia bisa membantu mengobati yang terluka. Dia juga bisa dihitung untuk bertarung.

Dia tidak menjadi anak buahku sebagai pertunjukan saja. Sebenarnya, dia sangat kuat dengan caranya sendiri.

"Oh ya ampun, begitu? Syukurlah. Kalau begitu, hati-hati di jalan!"

Dan seperti itulah, percakapanku dengan Celia-san berakhir, dan aku naik ke kereta kuda.

"Kapten~ Apa kau sengaja mengabaikanku~? Jahatnyaa~”

Shiek segera melekat padaku ketika aku masuk ke kereta kuda dan mulai mengeluh dengan ributnya. Aku bukanlah Shotacon jadi aku ingin kau cepat-cepat melepaskanku. Cecilia hanya menyaksikan kami berdebat dengan ekspresi gembira.

Aku senang Ceclia tampak tidak mempermasalahkan barang tambahan. Kembali pada kehidupan lamaku aku tahu banyak orang-orang yang aku cintai akan memiliki kecocokan pada sesuatu seperti ini.

“Kalau begitu haruskah kita berangkat sekarang?”

Dan kemudian kereta kuda tersebut memulai perjalanannya menuju desa Dagaz.

Dan begitulah kita sampai pada situasi ini.

"Shiek-kun, kamu benar-benar terlihat seperti anak kecil seperti itu."

Dan benar saja. Dia bergantung pada jendela yang terbuka seperti anak kecil yang terlalu bersemangat. Meskipun pemandangannya tidak banyak berubah sama sekali, dirinya tetap bersenang-senang melihat segala hal sejak dia memulainya.

"Shiek tidak terlalu sering keluar kastil juga."

Ketika aku pertama kali tiba di luar kastil, aku juga berpikir dunia fantasy ini luar biasa. Tentu saja itu juga bagian yang disebabkan oleh sifat seperti anak-anak, penuh rasa ingin tahu.

"Aku sedikit lega kalian berdua ikut bersamaku. Aku mungkin menyelesaikan pekerjaanku lebih cepat dari yang aku pikirkan!"

Tentu saja, dengan sihir penyembuhku dan pengetahuan obat-obatan milik Sheik kami akan membungkus pekerjaan ini dengan baik dan cepat. Bahkan pada kesempatan bandit menyerang kembali, aku yakin Sheik dapat mengalahkan mereka meski sendirian.

"Serahkan saja pada kami! … Dan jika kita selesai lebih cepat...bisakah kita, mungkin, pergi ke suatu tempat, bersama...?"

"Kapten~ Apa kau akan bersenang-senang ke suatu tempat ketika kita kembali~? Aku ingin ikut juga~"

“...”

Aku tahu Sheik tidak sedang mencoba menghalangiku, senyumnya saja terlalu polos. Cecilia bahkan sedang menatapkan dengan pandangan bahagia seorang ibu.

Dan begitulah, rencana kencanku berakhir gagal, aku menyandarkan lenganku ke ambang jendela yang menghadap pemandangan yang masih tetap sama, dan terhayut ke dalam dunia kecilku sendiri.