Volume 1 Chapter 9 – Aku mencoba bertemu seorang gadis
Setelah melalui perjalanan yang panjang, entah
bagaimana akhirnya kami berhasil sampai ke desa Dagaz. Cecilia menyerahkan
laporan pendahuluan kepada kami dan, menurut pendapatnya, Dagaz hanyalah desa
kecil dengan populasi hanya beberapa ratus orang.
Untuk benar-benar memahami situasinya, kami
seketikan mengunjungi desa tersebut, dan desanya cukup dalam kondisi yang
buruk. Rumah-rumah terbakar sampai hangus dan terdapat jejak pertarungan dan
darah disekitarnya yang perlu
dibersihkan agar ladang-ladang tanaman dapat digunakan kembali.
Orang-orang yang berlalu lalangpun seperti
kehilangan semangat hidupnya, wajah mereka pucat, dan banyak yang terikat oleh
perban.
"Ini lebih buruk dari apa yang kita pikirkan.
Ayo temui client kita, walikota, dirumahnya."
Di dalam desa terdapat rumah yang sangat besar dan
aku berasumsi itu adalah tempatnya. Jadi,diantar oleh penduduk desa, kami
menuju ke arah rumahnya untuk bertemu walikota.
"Oooh! Bukankah ini, rekan pahlawan yang
mengalahkan Raja Iblis, Cecilia-sama, telah tiba untuk menyelamatkan kita?
Terima kasih banyak telah datang."
Pria tua yang keluar menyambut kami adalah sang
walikota. Kepalanya diperban, dan kakinya terseret-seret, tampak sedang
terluka.
"Pertama-tama, mari mulai dengan
menyembuhkanmu, Walikota. Jika bisa, aku ingin kamu mengumpulkan seluruh orang
yang terluka di lokasi pusat desa ini."
"Tentu saja, Cecilia-sama. ...Ngomong-ngomong,
siapa mereka?"
Walikota tersebut menatapku dan Sheik. Cecilia
mengenakan seragam pendeta, namun baik diriku ataupun Sheik hanya mengenakan
pakaian sipil sehari-hari. Kami terlihat seperti penduduk desa biasa dan
seorang anak kecil.
"Mereka adalah temanku, dan keduanya menemaniku
untuk membantu menyelesaikan permintaan darimu. Aku dapat memastikan mereka
berdua cukup dapat diandalkan, jadi tenang saja."
Walikota itu dengan mudah menerima pernyataan
Cecilia mengenai kami. Baik aku maupun Sheik menundukan kepala kita dan
menantikan bekerja sama dengan Cecilia untuk membantu desa.
Cecilia percaya padaku, dan walikota itu pun tidak
terlihat seperti orang jahat. Ekspresi Sheik ketika menunduk tidak terlalu
buruk juga. Waktunya untuk mengotori tanganku!
"Serahkan pada kami!"
"Roger~"
Cecilia segera merapal sihir penyumbuh pada
walikota, kemudian dia memiliki tugas untuk mengumpulkan semua orang yang
terluka pusat alun-alun desa.
Alun-alun tersebut dipenuhi dengan berbagai macam
penduduk desa, para pria dan wanita, muda dan tua. Banyak pemuda yang terluka
diantara penduduk desa.
Setelah menyembuhkan sekitar setengah penduduk desa,
Cecilia telah bercucuran keringat. Dibandingkan, Shiek dengan obat herbalnya
dan diriku berkat kekuatan cheatku bertahan lama jauh lebih baik.
"Cecilia, bukankah seharusnya kau istarahat
untuk sementara waktu?"
Jika healer kehabisan sihir, itu akan seperti
menaruh kereta di hadapan kuda. Dan dalam situasi terburuknya, dia mungkin
pingsan dan tidak akan bangun sampai esok hari.
"Haah...haaah... ...Aku baik-baik saja, terima
kasih."
Dia tidak terlihat baik-baik saja, juga. Wajahnya
telah memucat, dan dirinya mungkin sudah mendekati batasnya. Aku merapalkan
sihir tingkat dasar《Holy
Bell》pada
Cecilia.
“Apa...tungg
u...sebentar…”
Itu adalah sihir yang menyebabkan sebuah sihir
penyembuh yang memaksa target menjadi tertidur dengan resonasi suci. Sebenarnya
itu digunakan untuk menemani bayi yang menangis agar tertidur, namun karena
kelelahannya, Cecilia tidak mampu untuk melawannya dan terjatuh di atas tanah,
tertidur dengan cepatnya.
Para penduduk desa disekitarnya mulai panik, tapi
aku tidak mempedulikannya.
Aku meminta walikota menyiapkan tempat untuk Cecilia
tinggal dan dapat beristirahat.
"Maaf. Cecilia sudah tidak kuat lagi hari ini
dan perlu istirahat. Bisakah kau menyediakan beberapa penginapan untuk
kita?"
Walikota tersebut tertegun oleh tindakanku, namun
kata-kataku menamparnya kembali.
"...Aku mengerti. Tapi, satu-satunya penginapan
yang kita miliki di desa ini tidak dalam bentuk yang mampu untuk menampung
kalian setelah menderita beberapa kerusakan karena bandit.Tapi aku punya
ruangan kosong di rumahku, jadi silakan bawa dirinya kesana untuk
beristirahat."
Kami memang melihat penginapannya terbakar hangus
ketika kita memeriksa kesekitar pedesaan, jadi aku memang bermaksud untuk
bertanya dimana kami bisa tinggal malam ini.
Namun walikota tersebut membiarkan kita tinggal
dirumahnnya. Aku membawa Cecilia yang tertidur kesana, tentu saja dengan gaya
tuan putri.
"Shiek, aku serahkan padamu untuk
sementara."
"Kau dapat mempercayaiku, Kapten~"
Ketika aku meninggalkan Sheik sebagai ganti untuk
para penduduk desa, aku membawa Cecilia sampai ke rumah milik walikota.
Ketika aku sampai disana, aku diantar oleh istri
walikota sampai ke ruangannya,yang ternyata benar-benar berdebu.
Mereka mungkin tidak terlalu sering menggunakan
ruangan ini. Ini adalah ruangan sederhana dengan lemari dan kursi di sebelah
meja, dan tidak ada yang lainnya.
Aku membaringkan Cecilia di atas kasur, kemudian
membuka jendela agar udara sedikit memasuki ruangan.
"Dia mungkin akan bangun setelah sedikit
beristirahat. Ketika dia bangun tolong minta dirinya kembali ke
alun-alun."
Meskipun pada waktu dirinya bangun, semua penduduk
desa seharusnya telah sembuh. Aku meminta istri walikota untuk menyampaikannya
pada Cecilia, kemudian kembali ke alun-alun untuk melanjutkan menyembuhkan para
penduduk desa.
Ketika hampir seluruh desa sembuh, Cecilia kembali.
Dia terlihat benar-benar marah.
"......Youki-san. Aku perlu bicara mengenai
beberapa kata."
Dengan senyuman yang tidak menjangkau matanya, aku
tahu Cecilia benar-benar putri Ibunya. Shiek sangat ketakutan dan bersembunyi
di belakangku.
Namun aku hanya memikirkan ekspresi marahnya imut
juga...dan dapat untuk tetap tenang.
Tidak hanya itu, aku tidak berpikir jika aku salah,
melakukan itu.
"...Aku akui memang salah merapal sihir tidur
padamu. Tapi, jika kamu terus menyembuhkan orang seperti itu, kamu pasti
pingsan. Aku tidak ingin itu terjadi padamu, jadi aku mengambil tindakan
tegas."
Cecilia memberikan renungan terhadap kata-kataku.
Shiek tidak mampu menangani suasana tegang diantara aku dan Cecilia, dan mulai
menangis. Dirinya terlihat sangat kasihan, aku mengusap kepalanya untuk
menenangkannya.
"Apa begitu… kamu berpikir mengenai apa yang
terbaik bagiku dan bertindak karenanya, Youki-san?"
"Uh, yah, itu terdengar benar."
Jadi Cecilia mengerti sisi dari ceritaku. Ketegangan
tersebut mereda dan suasana kembali normal, menarik Shiek keluar dari
belakangku.
"Apa berakhir~?"
"Yah, sepertinya."
Kata-kataku tersampaikan, dan Shiek juga baik-baik
saja, jadi aku menyatakan masalah ini terselesaikan.
"Youki-san."
“Y-ya?”
Cecilia tiba-tiba menggumamkan sebuah kata dan aku
hanya bisa meresponnya dengan ragu-ragu. Aku sadar aku sedikit lengah, dan setelah
beberapa saat, dia memperdekat jarak diantara kita.
"Terima kasih banyak."
Dia memberitahuku dengan melirik ke atas dalam sikap
yang ramah. Ditambah lagi, dirinya menambahkan senyuman yang indah. Wajahku
tersirami merah terang, dan aku secara tidak sengaja terjatuh ke atas tanah.
Sebuah senyuman yang berbeda muncul pada wajah Cecilia, seperti berpikir
segalanya telah direncanakan.
Dia mungkin bermaksud membalas dendam untuk
membuatnya tertidur, tapi itu lebih seperti hadiah bagiku. Dan seperti itu,
argumen singkat kita berakhir, dan seluruh penduduk desa telah tersembuhkan,
kami kembali ke rumah walikota.
"Oh, selagi mereka disini, kenapa kita tidak
membuat mereka memeriksa Tiel?"
"Dia bukanlah korban para bandit. Dan
Cecilia-sama pasti sudah cukup lelah, jadi dia tidak perlu melakukannya."
"Apa seseorang masih terluka?"
"Ah, tidak, dia adalah gadis yang tinggal di
pinggiran kota. Dia tidak disini ketika bandit menyerang, jadi dia tidak
terluka. Hanya saja… tubuhnya sudah lemah sejak lahir."
Dia menderita suatu macam penyakit kalau begitu.
Jika aku mengirim Sheik, dia mungkin bisa
meringankan gejalanya.
"Jika tidak keberatan, tolong beritahu kami
dimana dirinya tinggal."
"...Apa benar tidak apa-apa? Aku berterima
kasih. Tiel tinggal di sebelah timur desa di hutan."
Jadi agar dapat bertemu gadis bernama Tiel, kami
menuju bagian timur hutan. Meskipun disebut hutan, itu bukanlah tempat yang besar dan kering
seperti hutan Othel tempat aku bertarung dengan cockatrice. Cukup memanggilnya
'hutan kayu' akan lebih tepat.
Sekitar lima menit berlalu, kami tiba di sebuah
kabin kayu yang kecil. Jadi aku pikir ini adalah rumah milik gadis Tiel itu?
"Kami masuk~"
Tanpa mengetuk pintu, Shiek baru saja masuk dengan
salam kecilnya yang aneh. Hey, ayolah, aku berpikir begitu selagi mengikutinya
masuk.
Orang yang tinggal disini pasti menyukai buku. Ada
banyak sekali rak benar-benar padat dengan buku. Duduk diatas kasur jauh di
dalam ruangan dan membaca buku pasti Tiel-chan. Dengan begitu saja membiarkan
kami masuk, dirinya tampak tidak begitu terkejut.
"Kepada siapa aku bersangkutan? Kalian tidak
terlihat dari desa?"
Ketika dirinya selesai bicara dia terjatuh kedalam
kondisi batuk.
"Maafkan kami karena masuk dengan tiba-tiba.
Kami datang atas permintaan walikota. Aku Cecilia. Mereka berdua adalah
temanku, Youki-san dan Shiek-kun. Kami datang untuk menyembuhkan
penyakit."
"Jadi begitu?"
Cecilia mengenalkan dirinya dan kami berdua. Aku
berpikir dia akan terkejut, tapi mengejutkannya dia menjawab dengan tenang.
"Sheik, tolong periksa kondisinya dan berikan
beberapa obat."
Shiek mendekat pada Tiel-chan dan memeriksa gadis
tersebut. Dia mengeluarkan beberapa obat dari ranselnya dan diberikan kepada
Tiel-chan.
"Hmm, obat ini sepertinya bagus, mari
coba~"
Shiek, dasar sialan, pikirkan kegelisahan pasienmu
ketika berbicara! Tiel-chan menatap obat yang diperolehnya. Seperti yang
kukira, dia pasti curiga.
"Jangan khawatir. Shiek bicara seperti itu,
tapi ketika berurusan dengan obat herbal, dia paham apa yang dia lakukan."
"Apa maksudnya, 'bicara seperti itu'~"
"Terserahlah, diam!"
Shiek menatapku dengan ekspresi tersinggung. Aku
hanya berusaha menjadi orang baik, mengertilah!
"Permisi, tapi aku sudah meminumnya."
Selama rutinitas komedi singkat kami drinya telah
meminum obat tersebut.
"......Dan?"
"Coba lihat, tubuhku terasa sedikit lebih
relax."
"Baiklah~ Kalau begitu terus minum obat ini
untuk sementara waktu, mm'oke~"
Shiek memberinya obat dalam jumlah banyak, dan
memberitahunya kapan dan berapa banyak untuk diminum. Itu berarti penyakitnya
bukan sesuatu yang dapat disembuhkan dalam satu dosis.
"Tapi kau benar-benar beruntung~. Karena kau
jauh dari bandit ketika menyerang~"
Itu benar, tidak peduli seberapa jauh rumahnya dari
desa, tidak aneh jika dirinya diserang juga.
"Akun yakin kau salah paham. Bukan berarti aku
beruntung. Dewa pelindung desa melindungiku."
Tiel-chan sepenuhnya berubah, matanya bersinar dan
suaranya keras. Aku pikir dirinya memiliki kepribadian yang tenang, tapi
mungkin dia lebih seperti gadia eksentrik?
"Dewa Pelindung?"
Itu benar-benar terdengar aneh bagiku. Apa mereka
sebenarnya memiliki sesuatu seperti itu di dunia ini? Dan meskipun ada, di
dalam dese pegunungan kecil ini?
"Aku mendengarnya dari nenekku yang telah
meninggal. Dulu, ketika desa ini diserang oleh bandit, sang Dewa Pelindung
melindungi mereka. Dan baru saja kemarin, aku secara langsung dilindungi oleh
sang Dewa Pelindung!"
Tiel-chan benar-benar terlihat kagum selagi dirinya
menghibur kami dengan ceritanya. Membicarakan itu, kami merasa tertarik pada
ceritanya.
Desa ini memiliki legenda Dewa Pelindung, dan Dewa
Pelindung tersebut telah melindungi Tiel-chan......Tidak, aku benar-benar tidak
mengerti semuanya.
"Jadi apa yang sebenarnya terjadi ketika kamu
'dilindungi'?"
Aku memiliki perasaan sesuatu yang mencurigakan
terjadi dalam cerita tersebut, dan itu cukup menggangguku sampai aku ingin
memahami cerita itu sampai ke dasarnya.
"Aku, juga, penasaran mengenai itu."
"Aki juga~"
"...Aku mengerti. Aku akan menceritakannya
padamu."
Dan begitu, singkatnya, apa yang diberitahu pada
kami adalah:
Setelah mendengar legenda itu dari neneknya, setiap
hari, tanpa gagal, Tiel-chan akan berdua pada Dewa Pelindung.
Pada saat zaman neneknya itu adalah kegiatan umum,
namun saat ini Tiel-chan adalah satu-satunya orang yang terus melakukannya.
Pada hari bandit itu datang, dia sedang berdoa pada
Dewa Pelindung, namun pada saat jalan menuju rumah tiba-tiba gelombang rasa
kantuk mengenainya. Ketika dia akhirnya sadar, dia menemukan dirinya terbaring
pada Dewa Pelindung ketika dirinya tidur, dan itulah bagaimana dirinya terlepas
dari perjuangan melawan bandit.
"Kapten~ Gelombang kantuk yang tiba-tiba itu,
mungkinkah itu Sihir Tipe Kegelapan?"
Ada sihir seperti itu, sihir kegelapan《Nightmare Sleep》. Namun sihir itu tidak
hanya membuat musuh tertidur, itu juga seharusnya menyebabkan mimpi buruk untuk
menyiksa target.
"...Youki-san. Aku merasa sedikit curiga
mengenai Dewa Pelindung desa ini."
"Itu tidak benar! Dewa Pelindung-sama tidak
mencurigakan sama sekali!"
Ketika Cecilia mulai meragukan Dewa Pelindung ini,
Tiel-chan membalasnya. Dia tampak benar-benar berbakti pada Dewa Pelindungnya.
"Jadi, dimana kita bisa menemukan Dewa
Pelindung-sama mu yang berharga?"
Hal terbaik untuk dilakukan saat ini adalah melihat
bentuk aslinya sendiri bagi kami. Kemudian kami mungkin dapat mengetahui maksud
sebenarnya Dewa Pelindung.
"Kuil Dewa Pelindung dekat. Jika kau
benar-benar meragukannya, aku akan membawamu kesana. Silakan, ikuti aku."
Mungkin itu hasil dari obat yang dia minum tadi,
sehingga dia berangkat dengan langkah cepat.
Kami bertiga mengikuti di belakang Tiel-chan dan
akhirnya datang di sebuah kuil usang. Pintunya setengah hancur, dan atapnya
terlihat runtuh. Meski begitu, disana tidak ada tanda-tanda debu atau sampah
yang ditemukan. Perkiraanku yang sering membersihkannya adalah pekerjaan tangan
Tiel-chan.
"Dewa Pelindung-sama ada di dalam kuil."
Aku bertanya-tanya jika disana ada sesuatu seperti
boneka dewa atau patung di dalamnya. Untuk memastikan itu aman, Aku dengan
hati-hati membuka pintunya jadi tidak tambah hancur, dan menemukan...
"Huh?!"
"Eh?!"
"Apa?!"
Benda di dalamnya adalah patung batu. Tapi,
bagaimanapun kau melihatnya, aku hanya dapat berpikir itu pasti...
"Sebuh Patung Iblis?"
Aku tidak melihat yang lainnya di dalam.
Patung itu memiliki wajah iblis dan tanduk yang
muncul di kepalanya. Pada tubuhnya adalah cakar dan taring, dan bahkan sebuah
sayap.
Tidak mungkin makhluk ini adalah Dewa Pelindung.
Kami bertiga berdiri disana tak bergerak, sementara
Tiel-chan menggenggam tangannya berdoa pada sisi patung tersebut.
"Ini adalah Dewa Pelindung-sama yang
melindungiku."
"Sebenarnya, aku rasa Dewa Pelindung ini
tidak..."
"Aku tidak akan mengampuni umpata pada Dewa
Pelindung-sa...ahum, ahum"
Tiel-chan tiba-tiba jatuh ke dalam kondisi batuknya.
Meskipun dirinya meminum obat dari Sheik, penyakitnya masih belum tersembuhkan.
Agar tidak memperburuk kondisinya lebih jauh, Cecilia merawat gadis tersebut,
dan kembali menuju rumah Tiel-chan.
Pada jalan pulang, Cecilia meminjamkan gadis itu
bahunya, dan Tiel-chan menatap ke arahku. Itu adalah tatapan yang mengatakan
dia tidak akan memaafkanku jika aku melakukan sesuatu pada Dewa Pelindung.
Bukannya aku bermaksud menghancurkannya, jadi aku harap
dirinya sedikit lebih relax. Aku memperhatikan gadis tersebut sampai tidak
terlihat lagi, kemudian kami berdua kembali menyelidiki patung tersebut.
"Hey Shiek, Aku bukan satu-satunya orang yang
berpikir makhluk ini benar-benar tidak terlihat seperti semacam Dewa Pelindung,
kan?"
"Ahaha~ Bukankah sudah jelas~? Dibandingkan
Dewa, lebih cocok menyebutnya Iblis."
"Memang benar terlihat seperti iblis."
"Iya kan~? Jika mereka benar-benar membuatnya
untuk penduduk desa berterima kasih, kau akan berpikir mereka akan mengambil
penampilan yang bersangkutan~"
Apa Sheik katakan masuk akal. Jika kau benar-benar
memikirkannya, legenda itu sendiri terdengar aneh. Jika penduduk desa membuat
ini untuk berterima kasih pada pelindung mereka, maka...
"Mungkinkah sesuatu yang seperti ini
benar-benar menyelamatkan desa? Aku sulit mempercayainya."
Aku tidak bisa melihatnya selain apapun kecuali
monster. Aku tidak tahu apa yang menyebabkan monster melindungi desa. Dalam
kasusku itu cukup unik. Atau mungkin beberapa manusia selain diriku
bereinkarnasi sejak dahulu kala?
"Kapten~ Sekarang kalau dipikir-pikir, aku
pikir aku telah melihat pria seperti ini sebelumnya~"
"Apa-apa’an itu?!"
"Dulu ada monster trap, Gargoyle, di kastil
Raja Iblis yang terlihat seperti ini~"
"...Sekarang kau mengingatkannya..."
Aku hampir lupa mengenai hari aku mengurung diri di
kastil Raja Iblis.
Gargoyles adalah monster yang meniru patung untuk
menyerang. Ada banyak petualang dan
bandit yang terjatuh menjadi korban mereka di reruntuhan tua. Jadi bagaimana
bisa sesuatu seperti Gargoyle dipuja sebagai Dewa?
"...Apa ini benar-benar hanya sebuah patung?
Jangan-jangan, ini Gargoyle asli?"
Ketika aku berpikir keras, patung tersebut terlihat
jadi lebih mencurigakan. Shiek memegang belatinya bersiap-siap, dan aku bersiap
untuk merapal sihirku. Kami siap untuk memasuki pertarungan.
Kami dengan hati-hati mendekatinya, kemudian
tiba-tiba matanya menyala hidup, dan patung tersebut melompat keluar dari kuil.
BACK - DAFTAR ISI - NEXT