Monday, 23 April 2018

Demon King & Hero Chapter 1-2

Chapter 1-2 : Apa kau sang Raja Iblis? Tidak, aku sudah berhenti.


Diterjemahkan oleh Big Saber bro.
Note : Jika kalian bingung. Ini masih chapter 1. Tepatnya chapter 1 bagian 2.



“B,berhenti?”

Tubuh Yuria gemetar.

‘Apa pada posisi Raja Iblis kau bisa berhenti juga?”

Tidak mungkin. Bagaimana kau bisa berhenti menjadi penguasa para iblis.

“Jangan membuatku tertawa! Apa kau pikir aku akan tertipu dengan kebohongan seperti itu?”

“Itu bukan bohong, juga.”


Dengan sedikit senyuman tajam pada wajahnya, sang raja iblis mendekat ke arah Yuria.

Menyentak!

Selagi raja iblis tersebut mendekat pada Yuria, dirinya tersentak, segera mundur dan menarik pedangnya keluar.


“Apa yang kau rencanakan?”

“Tidak, bukannya lebih sopan kalau bicara dengan seseorang dari dekat. Apa berbeda bagi manusia?”


Menatap sang raja iblis yang dengan polosnya kebingungan, Yuria berteriak.


“Siapa juga yang akan tertipu oleh rencana jahat raja iblis?”


Pada saat Yuria menarik pedangnya, sang raja iblis mundur, karena kaget.

“Tidak. Aku tidak mencoba menipumu.”

Dengan sebuah “Ah!” dia menarik sebuah benda dari kantung bajunya.


“Akankah kau mempercayaiku dengan ini?”

“Timbangan Dewa Tertinggi?”


Dia telah melihat benda ini juga, tidak lama sebelum Kaisar berjanji. Satu-satunya peninggalan dewa Sermia, yang telah menciptakan dunia, tidak seorangpun tahu berapa banyak yang tersisa.

Namun, ketika sumpah dibuat pada Timbangan Dewa Tertinggi, sumpah tersebut harus dijaga, dan harus tidak dilanggar, dikatakan bahwa Dewa tertinggi akan secara pribadi memastikan sumpah tersebut tidak terputus. Sebuah benda legenda yang bahkan Dewa Suci atau Dewa Iblis, eksistensi terbesar di dunia, dapat terhindar dari terikat.


“Mari bicara menganai hal ini. Aku berjanji tidak akan melakukan trik apapun.”

Cahaya lembut memancar dari timbangan.

Tidak ingin memotong seseorang yang telah bersumpah pada timbangan tersebut, Yuria menyarungkan pedangnya dan berkata,

“Ceritamu, aku akan mendengarkannya. Tapi jika kau adalah raja iblis, aku akan membunuhmu.”

Meskipun dihadapan kalimat haus darah Yuria, dengan beberapa kebahagiaan tak terduga, sang raja iblis tersenyum.

“Kalau begitu ayo bicara di dalam, mari?”

***

“Tidak ada racun didalamnya, minumlah.” Raja iblis bicara, menaruh sebuah cangkir teh yang dipenuhi dengan cairan hijau di hadapannya.

“Apa ini?”

“Ini dinamakan teh hijau. Dalam dunia manusia, tidak dapat ditemukan di bagian ini, tapi lebih, ke bagian utara kekaisaran, dan memiliki rasa yang sangat lezat.”


Sang raja iblis yang sedang menikmati rasa teh tersebut memberikan sebuah perasaan seperti orang tua, sepenuhnya berbeda tidak seperti penampilannya atau seperti yang terlihat.

Meskipun begitu, Yuria bahkan tidak melihat sekalipun pada teh tersebut melainkan terus menatap ke arah raja iblis.

Kesampingkan sumpah pada Timbangan Dewa Tertinggi, seorang raja iblis tetaplah raja iblis.

Dari pengalaman Yuria sendiri, penjahat kelas teri pada umumnya, akan segera mengolok-olok atau menyerangnya. Terlebih lagi, seseorang yang selalu ceria, dengan ekspresi ramah, pria di hadapannya, adalah iblis asli diantara iblis yang lainnya.

Menatap ke arah wanita yang sedang terdiam karena pikirannya, sang raja iblis mendecakkan giginya.

“Yah, jangan diminum kalau kau tidak ingin. Sudah lama sekali sejak ada seseorang yang datang, jadi aku secara spesial mengeluarkan barang kualitas tinggi kesukaanku.”

“Akankah ada orang yang dengan mudahnya meminum teh yang disajikan oleh raja iblis?”

“Sudah kubilang padamu, aku sudah berhenti menjadi raja iblis. Aku tidak memiliki keinginan untuk bertarung.”


‘Seperti yang diduga ...’

Ada juga penjahat, yang ketika terpojok akan meminta maaf, berjanji untuk tidak melakukannya lagi.

Namun, diantara orang-orang seperti itu, tidak ada seorangpun yang benar-benar merubah dirinya. Itu adalah kebohongan sederhana untuk membuat mereka keluar dari sebuah masalah.

Biasanya ada dua tipe yang berbeda, pertama adalah penjahat kelas teri yang hanya memangsa orang lemah. Mereka adalah orang-orang yang memohon untuk menyelamatkan hidup mereka, hanya untuk kembali ke penjahat lagi pada saat bahaya berlalu seolah-olah tidak ada yang terjadi.  

Tipe yang lainnya adalah tipikal seseorang yang menyiapkan untuk sesuatu yang umum, bersedia hidup dalam rasa malu demi menyelesaikan tujuan mereka.


‘Musuh kali ini adalah raja iblis, dia mungkin tipe yang terakhir?’

Tidak diragukan lagi raja iblis pasti menyembunyikan sesuatu dalam gurun ini.

“Humph! Kau pasti merencanakan sesuatu! Mungkin menciptakan celah dimensional, atau membangun sebuah kastil raja iblis!”

Sang raja iblis yang tercengang menatap Yuria dan berkata,


“Ehh, celah dimensional adalah sesuatu yang bahkan dewapun tidak bisa lakukan apapun, dan kau ingin membangun kastil  raja iblis pada titik strategis atau beberapa benteng suci. Mengapa kau membangun apa pun di tanah gersang yang tandus ini?”

“It, ituu ... hanya perumpamaan dalam cara berpikirmu!”


Sang raja iblis hanya bisa menghela nafas pada suara terkejut Yuria.

“Mungkin pekerjaan pahlawan itu jauh lebih sederhana dari apa yang aku bayangkan ... ”

Mendengar kata-kata tersebut, tangan Yuria memegang gagang pedangnya, tapi segera menahan diri karena merasakan kekalahan yang mengerikan, dan sebagai gantinya dia mengepalkan tangannya dan memukul ke arah meja dengan keras.


“Jangan bercanda denganku! Meskipun kau benar-benar berhenti kau masih tetap harus mempertanggung jawabkan kejahatanmu.”


Sang raja iblis tersenyum selayaknya tidak merasa bersalah salah.

“Jadi, apa yang telah aku lakukan?”

Pada respon omong kosong itu, Yuria menghela nafas tidak percaya.

“Ha? Kau bertanya karena kau tidak tahu? Karena dirimu, beratus-ratus anak kecil telah dikorbankan, dan juga berjuta-juta manusia telah mati di tangan para pengikutmu! Satu-satunya alasan aku masih belum membunuhmu itu karena aku akan membuatmu berdiri di depan publik, pengadilan terbuka!”

Pada kata-kata tersebut, sang raja iblis menyandarkan dagunya pada salah satu tangan miliknya, dan dengan ekpresi serius dirinya, bicara.

“Aku tidak mengerti maksudmu. Biarkan aku bertanya sekali lagi. Memangnya apa yang telah aku lakukan?”

KWANG!


“Tentu saja kau tidak akan mengatakan kau tidak mendengarnya dengan baik barusan!” Yuria berteriak, berdiri tegak dan memukul meja dengan keras, tapi sang raja iblis hanya melihat ke arah cangkir teh yang jatuh dan rusak, kemudian  bergumam,

“Oi, gelas teh itu mahal ... Teh kualitas terbaik yang masih belum aku habiskan juga barang mahal ...”

Melihat sosok ini, yang lebih bersedih atas kehilangan cangkir tehnya dari pada orang-orang yang  telah dikorbankan, Yuria menarik pedangnya pedangnya dan berteriak,

“APA KAU SEDANG BERCANDA DENGANKU SIALAN!”

Pada kata-kata yang dipenuhi niat membunuh itu sang raja iblis menyeringai dan memukul ke arah meja.


Tang!


“Bagaimana kalau kita bertaruh?”

Pada tangannya yang memukul meja terdapat Timbangan Dewa Tertinggi.

“Bertaruh?”

“Yah, sebuah taruhan. Jika aku tidak bersalah, kau akan mengabulkan satu permintaanku, namun jika aku bersalah, aku akan mengabulkan permintaanmu. Contohnya, jika kau memerintahkanku untuk dipenjara, aku akan pergi dengan kedua kakiku sendiri. Bagaimana itu?”

Yuria menajamkan pandangannya, tangan kanannya sudah selalu siap untuk menancapkan pedangnya ke dalam jantung sang raja iblis.

“Trik apa ini?”

“Aku tidak melakukan kejahatan apapun. Kaulah yang melakukannya. Namun kau tetap bersikeras jika aku melakukannya. Tidak adil, bukan?”

“Dan bagaimana mungkin aku seorang penjahat? Mungkin dari sudut pandang hukum di dunia iblis?”

“Ya. Namun, juga, oleh hukum di dunia manusia.”

Dengan tangan yang saat ini menopang dagunya, raja iblis itu menjentikkan jarinya dan berkata,


“Pertama, kau bilang akan menempatkanku pada persidangan? Tapi, tertulis dengan sangat jelas dalam hukum kekaisaran selain ada keadaan yang tepat seperti pemberontakan, bencana alam atau dalam suatu situasi membahayaan seperti, terorisme, atau situasi darurat tertentu, untuk memasuki rumah seseorang tanpa izin diperlukan surat perintah yang tepat untuk melakukannya. Namun, kau tidak punya surat itu, kan?”

“Itu tidak masalah karena kau telah menyebabkan banyak kerusakan dan kehancuran.”

“Oh benarkah? Kalau begitu, apa kau ingin bertaruh?”


Bukankah ini salah satu rencana raja iblis? Yuria pikir. Namun dirinya tidak berdosa sementara sang raja iblis sendiri berdosa. Selama Timbangan Dewa Tertinggi digunakan, dia seharusnya tidak dirugikan.

“Baiklah, mari bertaruh.”

“Begitu? Maka, ikuti kata-kataku.”

Sang raja iblis menaruh tanganya pada sisi timbangan tersebut dan berkata,

“Aku bersumpah atas nama dewa tertinggi. Jika diriku telah melakukan kejahatan yang pahlawan telah dituduhkan kepadaku, maka aku akan mematuhi semua perintahnya.”

“Semua?”

“Yap. Namun kau harus bersumpah demikian juga. Karena hanya dengan begitu akan menjadi sumpah yang seimbang.”

Yuria bimbang pada pikiran untuk mengikuti semua perintahnya, namun merasa dirinya tidak akan kalah pada omong kosong sang raja iblis, dia menaruh tangannya pada sisi timbangan tersebut dan berkata,


“Aku bersumpah atas nama Dewa Tertinggi. Jika raja iblis ini tidak bersalah, Aku, Yuria Ashrien, akan mematuhi segala perkataannya.”

Ketika sang raja iblis dan Yuria melepaskan tangan mereka dari timbangan, sebuah cahaya lembut terpancar dari timbangan tersebut dan mulai condong ke satu arah. Pertama condong ke arah raja iblis, kemudian Yuria. Baru setelah mengulangi ini berkali-kali hingga kehabisan tenaga, dan saat itu juga, cahaya tersebut mulai menghilang seperti tidak pernah ada sebelumnya.

“Kontrak selesai. Sekarang, haruskah kita mulai.”