Prolog
Surga[1] memberikan bakat pada manusia
dalam cara yang berbeda-beda.
Beberapa, bakat untuk pertanian.
Beberapa, bakat untuk perdagangan.
Beberapa, bakat untuk musik.
Beberapa, bakat untuk berpedang.
Beberapa, bakat untuk sihir.
Namun terkadang, Surga memberikan kemampuan spesial
tertentu untuk individu-individu tertentu.
Kecerdasan yang luar biasa, seseorang yang disebut
jenius.
Tekad dan pendirian yang kuat, sebuah tekad untuk
tetap melangkah dimana biasanya orang biasa akan menyerah seratus kali lipat.
Keengganan untuk menjadi sombong mengenai
kemampuannya sendiri, terus mengasah bakat mereka dengan tekun.
Keteguhan hati yang kuat, tidak pernah menyerah pada
kejahatan meski dalam situasi terburuk.
Dianugrahi oleh para dewa, mereka menempa langkah
mereka sendiri, tidak pernah menyerah terhadap kejahatan meski dalam situasi
terburuk, selamanya bertarung untuk membuktikan jika keadilan ada dalam dunia
ini. Dengan kalimat respek dan kehormatan, orang-orang menyebut mereka dengan
julukan ini.
Sang “Pahlawan.” Atau Sang “Pemberani.”
Sudahkah kukatakan bahwa seorang raja dipilih oleh Surga?
Ada beberapa yang terlahirkan dengan takdir untuk
menjadi seorang Raja.
Kegelapan yang paling murni.
Mereka yang memerintahkan kegelapan akan menelan dunia
ini.
Mereka yang mencari kegelapan sebagai teman mereka,
terlahir untuk menelan cahaya.
Diberkati oleh sang Dewa Iblis, menghancurkan semua
yang bermaksud untuk menghalangi mereka,
mengamati kejahatan apapun situasinya.
Didalam kegelapan yang mampu melahap, penguasa
sepuluh ribu kejahatan.
Dengan kalimat respek dan kehormatan, semua yang
‘jahat’ menyebutnya dengan sebutan ini.