Chapter 7 - Part 4 : Aku mencoba membantu temanku
Tampaknya dia pertama kali bertemu dengan Hapyneth ketika aku dan party pahlawan lainnya telah menyebabkan keributan besar di kota.
Raven bekerja sebagai Kapten ksatria, namun dirinya tidak bisa
berkomunikasi dengan kata-kata, jadi dirinya biasa patroli di sekitar ibu kota
kekaisaran sendirian.
Karena banyak masalah yang terjadi pada hari itu, dia berpatroli ke sekitar
gang-gang belakang.
"...Hm. Tidak ada yang salah disini."
Dan ketika dia ingin berpatroli ke tempat lain, dia mendengar beberapa
preman didekatnya.
Dia segera menuju ke arah suara tersebut, dan melihat Hapyneth terpojok
oleh sekelompok kecil preman.
Dia dengan mudah mengalahkan mereka, dan baru ingin pergi namun ketika itu,
“...”
Hapyneth yang memegang lengan bajunya, menyebabkan dirinya terhenti.
"...Terima kasih."
Dia berterima kasih dengan nada kecil.
"...Hanya melakukan kewajibanku."
Biasanya, ketika Raven menerima terima kasih dirinya hanya akan
menganggukan kepala sebagai balasan, tapi dia tidak sengaja malah menjawabnya.
Baru saja dia pikir hidupnya telah berakhir, Hapyneth membuka matanya
karena terkejut.
Raven pikir dirinya akan ditertawakan, namun,
"...Suara yang sangat bagus."
Itulah yang dia katakan.
Raven sudah pernah ditertawakan, tapi tidak pernah dipuji.
Jadi, merasa sedikit senang, dia berbicara lagi dan menanyakan pertanyaan.
"...Kau tidak akan menertawakan suaraku? Suaraku benar-benar..."
Dia tiba-tiba bertanya.
Maksudku, aku tidak menertawakan
suaranya, tapi aku tidak menyanjungnya juga.
"...Iri."
"...Eh?"
Raven belum selesai bicara padanya, tapi dia segera pergi dari situ.
Raven masih harus berpatroli ke tempat lain, jadi dia tidak bisa
mengejarnya.
Dengan begitu, tidak bisa melupakaian seragam pelayan Hapyneth, dia mulai
menyelidiki kediaman mana dirinya bekerja berdasarkan seragam pelayannya dan
akhirnya menemukannya.
Kemudian, dia meminta saran dariku, dan setelah aku memberinya dukungan, dia
pun menyatakan perasaannya, yang membawa kami pada hari ini.
“...Apa kita selesai sekarang?”
Setelah menyelesaikan ceritanya, Raven terlihat benar-benar lelah.
Raven sedang, tidak, Hapynethlah
yang pertama menunjukan ketertarikan pada pada pihak lainnya, aku yakin itu.
...Bisakah mereka setidaknya menjadi teman?
Namun untuk saat ini, aku harus mengeluarkan Raven dari sini sebelum
dirinya berjamur.
Aku akan pergi ke tempat Duke dan memberitahu informasi mengenai Hapyneth
yang telah aku dapatkan.
"Raven, let's get you out of here. Aku tahu seorang pria yang mengenal
gadis maidmu, ayo pergi menemuinya."
Aku ‘mengenal’ dirinya juga, tapi...
Raven tidak ingin pergi pada awalnya, namun setelah memaksanya untuk ikut, kami
pergi untuk menemui Duke.
Duke sedang berada di mansion Cecilia ketika pertemuan kecil kami terjadi, jadi
aku pikir dirinya sedang menuju penginapan atau guild. Dengan firasat, Aku
menuju ke guild, dan disana Duke berada.
"Huh? Wah bukankah itu Kapten...apa itu pemuda yang menyatakan
perasaannya Hapyneth?"
Menyadari Raven, Duke menilai penampilannya.
Lagi pula Duke melihat Hapyneth rekan yang berharga, jadi dia ingin
memastikan Raven bukanlah orang jahat.
Duke selalu memiliki firasat yang kuat ketika teman-temannya sedang dalam
masalah.
"...Youki, apa pria itu mengenalnya? ...Dan ada apa mengenai hal ‘Kapten’itu?"
Raven bertanya padaku sambil berbisik.
"Itu seperti sebuah nama panggilan. Tapi itu tidak penting sekarang..."
Guild menyadari Raven dan mulai dalam keadaan histerik. Aku tidak ingin
semua kekacauan ini mengalahkanku sekarag.
"Kalian berdua, ayo pergi dari sini."
Aku memegang kedua pergelangan mereka, dan menuju ke ruanganku di
penginapan secepat mungkin.
"Kapten, kau terlalu cepat~"
"...Aku setuju."
Kami akhirnya tiba di penginapan setelah berhasil keluar dari guild sebelum
keributan terjadi, namun berlali dengan kecepatan penuh menyebabkan mereka
berdua kelelahan.
Aku tidak sengaja berlali terlalu cepat, namun mereka berdua seharusnya
telah berlatih untuk situasi seperti ini, mereka seharusnya tidak kosong
pengalaman berlari.
Tapi lebih penting lagi...
"Raven, suaramu..."
After Raven menyadari yang dilakukannya, dia menutup mulutnya.
Dan dari segala hal Duke sudah dekat disini.
Duke sebenarnya tidak tampak peduli mengenai suara Raven, namun bertanya
kenapa kami bereaksi seperti itu.
Dan seperti itulah kami membiarkannya mengetahui cerita Raven.
"Aku benar-benar tidak memikirkannya...Jadi, itu kau? Pria yang
menyukai Hapyneth?"
“…Iya.”
Raven berhenti sebelum menjawabnya.
Ad-ada apa dengan situasi tegang ini?
Mereka ini, tidak perlu berakting disini!
"Hapyneth adalah mantan rekan kerjaku. Dia memiliki trauma tertentu
ketika berurusan dengan pria. Kau, apakah kau bisa menyebuhkan Hapyneth dari
itu?"
Menjadikan pria pada umumnya dari pada manusia, Aku rasa seperti itulah
yang terjadi.
Masuk akal, karena dia tidak takut Cecilia atau Sophia-san sama sekali.
"...Aku tidak tahu."
Dia berhenti lagi setelah menjawabnya.
Aku rasa itu dapat dimengerti karena mereka jarang bertemu.
Tapi itu masih tidak cukup bagus.
"Apa?! Itu dimana kau seharusnya mengatakan ‘Aku akan mengobati
hatinya yang rapuh’! Kau itu pecundang tidak berharga. Itulah alasan pengakuanmu ditolak oleh Hapyneth!"
"...Apa maksudnya itu?"
Kata-kata Duke tampak seperti tamparan di wajahnya, dan Raven segera
menaruh tangannya pada pedang yang masih disarungkan, bersiap untuk menariknya.
"Oh, kau ingin bertarung? Aku tidak tahu banyak mengenai omong kosong
seperti Party Pahlawan, tapi aku tidak akan kalah."
Duke menarik pedang dari sarungnya, dan berdiri dengan siap.
...Apa mereka bodoh?
Kami berada dalam ruangan sewaan di penginapan, sebuah ruangan yang hampir
tidak cukup enam orang di dalamnya.
Tidak akan lucu jika mereka bertarung dengan pedang mereka disini.
Aku akan diusir dari penginapan ini jika tidak menghentikan mereka berdua!
"Tenanglah kalian berdua! Jika kalian ingin bertarung, lakukan
ditempat lain! Ini bukan maksud tujuan kita berkumpul."
Aku menarik Duke mendekat untuk membantu Raven, dan sekarang mereka saling
berhadapan dihadapan tenggorokan mereka.
Setelah meminta mereka untuk berhenti, mereka akhirnya menaruh pedang
mereka kembali, namun mereka masih menatap tajam satu sama lain.
"...Hmph, dasar menggelikan. Aku akan menuruti Kapten, tapi lain kali
kita akan menyelesaikan ini."
“…Memang.”
Mereka berdua tampak puas dengan itu.
Sekarang aku tidak perlu khawatir mengenai diusir dari penginapan ini.
"Baiklah sekarang, kembali pada subjek yaitu Hapyneth. Kau bilang
bahwa kau tidak tahu jika bisa menyembuhkan Hapyneth dari traumanya. Itu tida
bagus."
“…Aku tahu.”
Raven setuju dengan Duke.
Setelah menenangkan diri, Raven sendiri sadar dia kurang keyakinan yang dia
perlukan.
"Kenapa kau tidak mulai sebagai teman dulu? Aku pikir itu ide bagus
bagimu untuk mengenal Hapyneth lebih jauh."
Itulah Duke ku!
Dia memberikan Raven pendapat yang mendalam.
Raven tampak puas dengan itu juga, dan menganggukan kepalanya karena setuju.
Namun, aku merasa seperti telah sepenuhnya menjadi tidak terlihat bagi
mereka.
Mereka tertawa bersama, mereka berdepat bersama; semua dalam lingkaran
tanpa akhir.
Mereka pergi kedalam dunia kecil milik mereka sendiri.
Aku sepenuhnya diluar, diasingkan menjadi penonton belaka.
Setelah beberapa saat, percakapan mereka akhirnya berakhir.
"Pergi tunjukan padaku bahwa kau seorang pria! Semoga beruntung
perasaanmu tersampaikan pada Hapyneth."
"...Aku akan melakukannya, aku merasa dapat melakukannya sekarang."
Mereka saling berjabat tangan dengan erat.
Sejujurnya, aku tidak mengerti bagaimana bisa jadi seperti ini.
Apa mereka berdua selalu seperti ini?
Aku rasa cinta dapat merubah baik manusia ataupun iblis.
...Apa yang bahkan aku pikirkan sekarang?
Mereka pergi ke mansion Aquarian dengan bersemangat setelah percakapan itu.
Aku juga penasaran bagaimana semua ini terjadi dan ikut bersamanya.
Ketika kami tiba di mansion, kami beruntung karena Hapyneth sedang
membersihkan bagian depan gerbang tersebut.
Disemangati oleh Duke, Raven mendekati Hapyneth.
Menyadari kami, Hapyneth berhenti membersihkanya untuk sesaat.
"...Tolong jadi temanku."
Wajahnya memerah karena malu, dan rasa gugupnya sangat buruk sampai dirinya
gemetar. Meskipun suaranya kecil, dia sudah sekuat tenaga untuk mengatakan itu.
Dan Hapyneth menjawab,
"...Hanya teman."
Setelah itu, kesunyian berkepanjangan diantara mereka.
Dan kemudian, dengan wajah mereka tersipu, mereka berdua berlari dengan
kecepatan penuh, Hapyneth ke arah mansion, dan Raven ke arah jalan utama.
Segala yang tertinggal adalah Duke yang merasa puas, dan diriku yang
sepenuhnya tercengang.
Yah, aku yakin Raven juga puas, now Hapyneth juga bisa lulus menjadi terbiasa
dengan pria dari manusia.
Setelahnya aku mendengar Cecilia secara tidak langsung mendesak Hapyneth
dengan tujuan itu.
Aku telah berpikir Hapyneth terlalu mudah setuju, tapi itu masuk akal
setelah mendengar Cecilia memberinya semangat.
Dan begitu tampaknya Hapyneth juga tidak menolak idenya, karena dia tidak
dipaksa.
Seperti yang aku pikirkan, aku benar jika Hapyneth terpesona oleh suaranya.
Aku tidak sabar ingin melihat bagaimana hal akan berkembang diantara mereka.
Ngomong-ngomong, setelah ini, Duke jadi sedikit akrab dengan Raven.
Setelah semua kejadian itu, mereka benar-benar melakukannya.
Meskipun Duke ada pendekar pedang yang hebat, bahkan dia tidak bisa menang
melawan Raven, namun aku dengar itu adalah pertarungan yang cukup baik. Karena
itu, Raven menggunakan otoritasnya sebagai kapten ksatria untuk merekrutnya.
Namun, ini berarti hanya Sheik dan aku yang tersisa di penginapan.
"Kapten~ Ayo main~"
Sheik memegang erat tubuhku.
"'Eey, lepaskan! Aku sudah mendapatkan quest untuk dikerjakan.
Hapyneth, Duke, kembalilah!"
Ini adalah hal terburuk yang mungkin dapat terjadi. Dengan kepergian mereka,
akulah satu-satunya yang tersisa untuk merawat Sheik!