Thursday 31 May 2018

Nozomanu Fushi no Boukensha Vol.1 Ch.1 Bag.1




Translate by Big Saber bro



1-1. Memahami Situasi dan Existensi Evolusi


Aku benar-benar bingung. Kalau dipikir-pikir—Apa yang harus aku lakukan?

Lagi pula, lebih masuk akal menyebutnya jika Naga itu sudah pasti telah memakanku. Meski entah kenapa aku hidup dalam bentuk bukan-manusia, aku pikir sebaiknya aku bersyukur.

Yah, tidak. Bagaimana bisa aku yakin—lagi pula apa bahkan aku ini hidup? Skeletons adalah tipe monster undead, makhluk yang sudah pernah mati. Dengan begitu, mudah bagi uskup atau pendeta dari geraja mengalahkan mereka dengan magic pemurni sederhana. Sebenarnya, mereka adalah monster yang sangat lemah.

Penjelasan dibalik Skeletons dimurnikan ini adalah hal sederhana:  sebagai sekumpulan makhluk tulang berjalan, mereka adalah makhluk yang muncul melawan logika ilahi para Dewa. Penjelasan lain tergolong lebih sederhana “mereka telah mati, dan makhluk seperti itu tidak boleh ada di dunia ini.” Singkat, tapi benar. Pertentangan ini berlanjut pada aturan ilahi berdasarkan konsep hidup dan mati sepertinya merupakan alasan utama yang menjadi kelemahan mereka terhadap sesuatu yang dinamakan magic.

Secara pribadi, aku tidak tahu apapun mengenai pemurnian ini, karena nyatanya aku bukanlah pendata maupun uskup. Namun, pendapat umum mengenai hal ini tergolong masuk akal, dan bagi diriku pada waktu seperti ini, itu adalah potongan informasi yang benar-benar penting.

Terus terang saja, jika aku memperluas logika tersebut, tidak salah lagi aku benar, benar mati. Lebih tepatnya lagi, aku hadir dalam dunia ini sebagai tumpukan tulang yang telah hidup kembali. Ini memang benar, benar gawat.

Seperti yang aku jelasakan sebelumnya, kenyataan bahwa makhluk yang telah mengalami kematian tetap hidup tampaknya merusak beberapa hukum kodrat ilahi. Jika aku tanpa khawatir kembali ke dalam kota dan memasuki sebuah bar seolah-olah tidak ada yang terjadi, tentu saja itu akan berakhir buruk. Tidak peduli berapa kali aku mengaku sebagai Rentt Faina, beberapa pendeta tidak kompeten yang suka menghabiskan sepanjang waktunya di bar dari pagi hingga malam akan datang ke arahku, kemudian segera menyingkirkanku menggunakan tongkatnya. Jika ini terjadi, keberadaanku akan benar-benar menghilang. Ini adalah sesuatu yang benar-benar ingin aku hindari.

Pada situasi mengerikan ini. Sisi baiknya, aku masih bertahan hidup. Meskipun aku hidup sebagai Skeleton dan berlawanan dengan hukum hidup dan mati, sejauh yang aku ketahui, kesadaranku masih utuh; Aku masih merasa sangat hidup. Ini adalah alasan tepat kenapa aku tidak bisa begitu saja kembali ke kota dan dengan ceroboh membiarkan diriku terbunuh.

Baiklah, kalau begitu, apa yang sebaiknya aku lakukan? Ini adalah pertanyaan yang benar-benar penting.

Ini adalah Labyrinth Moon Reflection; para petualang pasti akan menuju ke labirin seperti yang biasa mereka lakukan, membunuh setiap monster yang mereka temui sepanjang jalan. Meskipun labirin ini relatif bertujuan untuk para pemula yang dihuni oleh monster lemah, petualang yang lebih kuat dariku juga sering datang kesini. Jika aku muncul di hadapan orang seperti itu, aku pasti akan terbunuh—kali ini, untuk selamanya.

Mau bagaimana lagi, kalau begitu, aku harus bagaimana...?

Selagi aku terus memikirkannya, beberapa untaian ide terhubung dalam pikiranku:

Mungkin lebih baik berasumsi jika aku adalah sejenis monster saat ini. Terdapat aspek misterius tertentu pada berbagai macam monster: monster yang lebih tua dan berpengalaman cenderung berevolusi menjadi versi yang lebih kuat dari sebelumnya. Fenomena ini sering disebut sebagai “Existensi Evolusi.”

Meskipun saat ini aku belum pasti yakin aku adalah monster, kalau dilihat aku tampak seperti semacam Skeleton berjalan. Jika itu benar masalahnya, maka bukankah konsep ini berlaku untukku, juga?

—Maksudku, segala hal mengenai “Existensi Evolusi”. Lagi pula, memiliki pengetahuan mengenai segala macam monster adalah persyaratan bagi seorang petualang. Menurut ingatanku, Skeletons sepertinya dapat berevolusi menjadi Ghoul pemakan-daging—setidaknya, itu adalah apa yang aku ingat ketika membaca buku mengenai monster beberapa waktu yang lalu.

Meskipun Ghouls juga merupakan monster tipe undead, dan juga karena berlawanan dengan hukum ilahi yang mengatur hidup dan mati, mereka setidaknya memiliki bentuk lebih seperti manusia dibandingkan dengan Skeleton. Meskipun mungkin busuk dan mengering, Ghoul tetap memiliki daging. Dengan sebuah jubah dan topeng, aku mungkin bisa terlihat seperti manusia—itu adalah pikiranku mengenai ini.

Jika aku melakukan ini, aku dapat menyelinap ke dalam kota dengan tenang, dan aku akhirnya mendapat kesempatan untuk menjelaskan masalah pada situasi ini kepada teman dan rekan-rekanku. Tentu saja, aku, sepenuhnya sadar mengenai rencanaku yang tidak masuk akal ini. Yang ada, ini bukanlah hasil yang terlalu dipikirkan; walau begitu semua ini adalah hal yang perlu aku lakukan saat ini.

Sudah aku putuskan—

Aku akan bertujuan untuk entah bagaimana memicu Existensi Evolusi ini. Aku, Rentt Faina, akan berevolusi menjadi Ghoul di dalam Labirin Moon Reflection.