Translate by Big Saber bro
1-1. Memahami Situasi dan Existensi Evolusi
Aku benar-benar bingung. Kalau dipikir-pikir—Apa
yang harus aku lakukan?
Lagi pula, lebih masuk akal menyebutnya jika Naga
itu sudah pasti telah memakanku. Meski entah kenapa aku hidup dalam bentuk
bukan-manusia, aku pikir sebaiknya aku bersyukur.
Yah, tidak. Bagaimana bisa aku yakin—lagi pula apa
bahkan aku ini hidup? Skeletons adalah tipe monster undead, makhluk yang sudah
pernah mati. Dengan begitu, mudah bagi uskup atau pendeta dari geraja
mengalahkan mereka dengan magic pemurni sederhana. Sebenarnya, mereka adalah
monster yang sangat lemah.
Penjelasan dibalik Skeletons dimurnikan ini adalah
hal sederhana: sebagai sekumpulan
makhluk tulang berjalan, mereka adalah makhluk yang muncul melawan logika ilahi
para Dewa. Penjelasan lain tergolong lebih sederhana “mereka telah mati, dan
makhluk seperti itu tidak boleh ada di dunia ini.” Singkat, tapi benar.
Pertentangan ini berlanjut pada aturan ilahi berdasarkan konsep hidup dan mati
sepertinya merupakan alasan utama yang menjadi kelemahan mereka terhadap
sesuatu yang dinamakan magic.
Secara pribadi, aku tidak tahu apapun mengenai
pemurnian ini, karena nyatanya aku bukanlah pendata maupun uskup. Namun,
pendapat umum mengenai hal ini tergolong masuk akal, dan bagi diriku pada waktu
seperti ini, itu adalah potongan informasi yang benar-benar penting.
Terus terang saja, jika aku memperluas logika
tersebut, tidak salah lagi aku benar, benar mati. Lebih tepatnya lagi, aku
hadir dalam dunia ini sebagai tumpukan tulang yang telah hidup kembali. Ini
memang benar, benar gawat.
Seperti yang aku jelasakan sebelumnya, kenyataan
bahwa makhluk yang telah mengalami kematian tetap hidup tampaknya merusak
beberapa hukum kodrat ilahi. Jika aku tanpa khawatir kembali ke dalam kota dan
memasuki sebuah bar seolah-olah tidak ada yang terjadi, tentu saja itu akan
berakhir buruk. Tidak peduli berapa kali aku mengaku sebagai Rentt Faina,
beberapa pendeta tidak kompeten yang suka menghabiskan sepanjang waktunya di
bar dari pagi hingga malam akan datang ke arahku, kemudian segera
menyingkirkanku menggunakan tongkatnya. Jika ini terjadi, keberadaanku akan
benar-benar menghilang. Ini adalah sesuatu yang benar-benar ingin aku hindari.
Pada situasi mengerikan ini. Sisi baiknya, aku masih
bertahan hidup. Meskipun aku hidup sebagai Skeleton dan berlawanan dengan hukum
hidup dan mati, sejauh yang aku ketahui, kesadaranku masih utuh; Aku masih
merasa sangat hidup. Ini adalah alasan tepat kenapa aku tidak bisa begitu saja
kembali ke kota dan dengan ceroboh membiarkan diriku terbunuh.
Baiklah, kalau begitu, apa yang sebaiknya aku
lakukan? Ini adalah pertanyaan yang benar-benar penting.
Ini adalah Labyrinth Moon Reflection; para petualang
pasti akan menuju ke labirin seperti yang biasa mereka lakukan, membunuh setiap
monster yang mereka temui sepanjang jalan. Meskipun labirin ini relatif
bertujuan untuk para pemula yang dihuni oleh monster lemah, petualang yang
lebih kuat dariku juga sering datang kesini. Jika aku muncul di hadapan orang
seperti itu, aku pasti akan terbunuh—kali ini, untuk selamanya.
Mau bagaimana lagi, kalau begitu, aku harus
bagaimana...?
Selagi aku terus memikirkannya, beberapa untaian ide
terhubung dalam pikiranku:
Mungkin lebih baik berasumsi jika aku adalah sejenis
monster saat ini. Terdapat aspek misterius tertentu pada berbagai macam
monster: monster yang lebih tua dan berpengalaman cenderung berevolusi menjadi
versi yang lebih kuat dari sebelumnya. Fenomena ini sering disebut sebagai
“Existensi Evolusi.”
Meskipun saat ini aku belum pasti yakin aku adalah
monster, kalau dilihat aku tampak seperti semacam Skeleton berjalan. Jika itu
benar masalahnya, maka bukankah konsep ini berlaku untukku, juga?
—Maksudku, segala hal mengenai “Existensi Evolusi”.
Lagi pula, memiliki pengetahuan mengenai segala macam monster adalah
persyaratan bagi seorang petualang. Menurut ingatanku, Skeletons sepertinya
dapat berevolusi menjadi Ghoul pemakan-daging—setidaknya, itu adalah apa yang
aku ingat ketika membaca buku mengenai monster beberapa waktu yang lalu.
Meskipun Ghouls juga merupakan monster tipe undead,
dan juga karena berlawanan dengan hukum ilahi yang mengatur hidup dan mati,
mereka setidaknya memiliki bentuk lebih seperti manusia dibandingkan dengan
Skeleton. Meskipun mungkin busuk dan mengering, Ghoul tetap memiliki daging.
Dengan sebuah jubah dan topeng, aku mungkin bisa terlihat seperti manusia—itu
adalah pikiranku mengenai ini.
Jika aku melakukan ini, aku dapat menyelinap ke
dalam kota dengan tenang, dan aku akhirnya mendapat kesempatan untuk
menjelaskan masalah pada situasi ini kepada teman dan rekan-rekanku. Tentu
saja, aku, sepenuhnya sadar mengenai rencanaku yang tidak masuk akal ini. Yang
ada, ini bukanlah hasil yang terlalu dipikirkan; walau begitu semua ini adalah
hal yang perlu aku lakukan saat ini.
Sudah aku putuskan—
Aku akan bertujuan untuk entah bagaimana memicu
Existensi Evolusi ini. Aku, Rentt Faina, akan berevolusi menjadi Ghoul di dalam
Labirin Moon Reflection.