Seperti yang diduga, hipotesisku benar—diriku
berkembang sedikit lebih kuat setiap kali mengalahkan musuh. Setelah
pertarungan pertama itu, Aku bertemu dan dengan cepat mengalahkan beberapa
Skeleton lainnya. Setiap kali, cahaya aneh tersebut muncul dari tubuh mereka,
dan masuk ke dalam tubuhku.
Dengan setiap kali menyerap cahaya tersebut, aku
merasa lebih kuat dan cepat. Itu bukan hanya semacam ilusi mental; gerakanku
tidak diragukan lagi telah menjadi lebih kuat dan cepat. Bahkan kekuatan
serangan teknik spiritku telah meningkat. Sementara aku berjuang keras
menusukkan pedangku ke dalam pada tengkorak musuh dalam pertarungan pertamaku,
Sekarang aku bisa memotong tulang musuhku jika aku menaruh kekuatan ke dalamnya,
menghancurkan mereka dalam proses tersebut.
Mungkin sudah waktunya bagiku untuk mencari mangsa
yang lebih besar, seperti Slime. Aku yakin sudah cukup kuat sampai-sampai
berpikir seperti itu.
Meskipun Slime lemah, monster seperti Skeleton
biasa, kualitas mereka tidak bisa di remehkan karena bentuknya yang tidak
menentu dan tubuh mereka yang seperti jelly. Karena karakteristik tersebut,
serangan fisik tidak terlalu berpengaruh kepada mereka, jadi cara termudah
mengalahkan Slime adalah dengan menyerang mereka dengan semacam magic.
Namun, meski begitu, tidaklah tepat jika Slime
dikatakan kebal terhadap segala serangan kecuali magic; masih sangat
memungkinkan mengalahkan Slime menggunakan serangan fisik.
Ada dua cara jika ingin melakukan ini : seseorang
dapat menghancurkan inti Slime tersebut, yang merupakan organ seperti kristal
di bagian dalam Slime. Jika objek tersebut dihancurkan, Slime akan larut dan
mati, hanya menyisakan magic kristal dalam kebangkitannya. Namun itu lebih
mudah dikatakan dari pada dilakukan. Inti Slime tidak terdiam begitu saja,
karena sering bergerak menggantinya posisinya di dalam tubuhnya yang seperti
cairan. Tingkat kemahiran tertentu diperlukan untuk menghancurkannya menggunakan
sebuah pedang atau tombak. Kemampuan seperti itu biasa ditemukan pada petualang
berpengalaman tingkat pertengahan-Bronze-class. Dengan catatan, aku adalah petualang Bronze-class tingkat
rendah, jadi sudah pasti aku tidak bisa melakukan hal semacam itu.
Cara lainnya sedikit kacau, karena dapat dengan
menyebarkan bagian gelatin disekitarnya menggunakan dampak tenaga, akhirnya
sampai pada bagian inti sebelum Slime dapat beregenerasi, kemudian
menghancurkannya. Ini adalah cara paling sederhana, bahkan aku dapat
melakukannya. Aku dapat melakukannya, namun, membutuhkan waktu eksekusi
tertentu.
Karekteristik gelatin[1] pada Slime berarti dalam
terbentuk kembali meskipun jika tersebar-sebar, mulai dari bagian terbesar.
Agar hal tersebut tidak terjadi, setiap serangan harus memiliki, kekuatan
besar, atau kecepatan secara terus-menerus. Dalam kasusku, aku memilih satu,
serangan yang diperkuat seni spirit. Hanya itu yang perlu aku lakukan.
Pada dasarnya, aku hanya dapat memburu satu Slime
sehari dalam kehidupanku sebelumnya. Aku benar-benar lemah—
Yah, lagi pula, aku adalah petualang Bronze-class
tingkat rendah. Lebih buruknya lagi, aku sering berpetualang sendiri, karena
menolak bergabung dengan kelompok lain.
Slimes adalah monster sederhana yang dapat dengan
mudah dikalahkan meskipun suatu kelompok memiliki tingkat kemampuan magic yang
rendah. Seseorang tidak perlu menjadi Mage yang hebat untuk mengalahkan Slime,
karena satu fireball[2] atau earthen arrow[3] dapat digunakan. Yang ada, beberapa
petualang menggunakan metode yang memakan waktu dan tidak efisien, seperti yang
aku gunakan sekarang.
Sebagai gantinya, aku dapat memburu monster tingkat
rendah, seperti Skeletons atau Goblins, dalam jumlah yang relatif besar. Hal
ini menghasilkan pendapatan yang cukup bagi petualang Bronze-class tingkat
rendah sepertiku. Meski dalam bentuk saat ini, aku mungkin akan memberikan
musuh bebuyutanku, Slime, sebagai pengganti uang.
Karena setidaknya telah terbiasa dengan tubuh
tengkorakku ini, aku dapat mengeluarkan kekuatan yang cukup besar, bahkan tanpa
menggunakan kemampuan spirit. Tentu saja itu cukup untuk menghancurkan tubuh
gelatin pada Slime.
Sudah waktunya untuk menggunakan kemampuan
baruku. Aku pergi ke area di Moon Reflection yang terkenal sebagai habitat
musuh bebuyutanku. Meskipun aku telah mengalahkan satu dalam perjalanan ke area
yang belu dipetakan ini, menurut asumsiku, membutuhkan waktu yang cukup lama
sehingga muncul kembali. Tentu saja, cukup memungkinkah bagi petualang lainnya
telah mengalahkan Slime sebelumku.
Setelah menjelajahi labirin dalam waktu yang lama,
seseorang akhirnya mengembangkan perasaan waktu biologisnya di dalam dinding,
yang berguna untuk melacak waktu ketika melakukan survei. Dalam labirin yang
memiliki populasi tinggi, bau darah dan besi sering mengisi udara di
sekitarnya, ditambah lagi getaran selama pertarungan dapat dirasakan melalui
dinding dan lantai labirin. Dalam kasusku, aku telah menghabiskan sebagian
hidupku menjelajahi labirin ini, dan dengan begitu, aku memiliki pemahaman yang
baik mengenai cakupan waktu di dalam labirin. Berkat itu, aku bahkan dapat
memastikan area labirin yang akan dilewati oleh petualang berpengalaman selama
waktu tertentu dalam satu hari.
Dengan demikian, aku memastikan bahwa tidak ada
petualang yang sering datang kesini sekitar periode waktu saat ini. Lagi pula,
ini bukanlah satu-satu labirin disekitar kota Maalt. Ada yang lainnya, sedikit
lebih besar dan dekat, sepertinya disebut Labirin New Moon.
Banyak bagian labirin itu masih belum dijelajahi,
degan bermacam-macam area dan lantai yang hanya dipetakan sebagian. Sebagai
hasilnya, kebanyakan petualang di kota Maalt pergi menuju New Moon. Mereka yang
sebaliknya memilih untuk sering datang ke Moon Reflection adalah petualang yang
keras kepala atau solo yang tidak dapat menemukan sebuah kelompok untuk
menjelajahi bagian dalam New Moon.
Perlu dicatat, aku adalah termasuk yang terakhir.
Meskipun aku sebenarnya ingin menjelajahi Labirin New Moon, labirin tersebut
dihuni oleh monster dalam jumlah besar, termasuk mereka yang menyerang
petualang dalam kelompok. Petualang Bronze-class tingkat rendah memasuki
labirin itu sendirian sama saja dengan hukuman mati. Kecuali ketika aku
diundang untuk mengisi sisa anggota di kelompok lain, aku lebih memilih berburu
di Labirin Moon Reflection sebagai gantinya.
Kalau dipikir-pikir lagi, itu adalah hidup yang
relatif kesepian.
Ada banyak alasan mengenai kenapa aku berpetualang
sendiri, namun alasan utamaku sederhana: tidak ada petualang lainnya yang ingin
satu kelompok denganku. Lagi pula, aku telah tertahan di tingkat Bronze-class
rendah selama sekitar sepuluh tahun. Bahkan petualang yang paling tidak
berbakat akan naik ke Bronze-class tingkat pertengahan- atau atas-dalam rentang
waktu seperti itu.
—Itu jelas tidak terjadi padaku.
Meski begitu, aku tidak sepenuhnya terisolasi; aku
terkadang diundang untuk bergabung dengan kelompok lainnya. Namun, karena au
ingin menjadi petualang Mithril-class dengan kemampuanku sendiri, sifat alami
pada impianku mencegah untuk sering bergabung dengan kelompok petualang lain.
Selan itu, karena sudah terlalu lama tidak naik peringkat selama berpetualang
aku sepertinya mendapatkan nama “The Thousand-year Bronze-class,” dan sebagai
hasilnya, bahkan undangan kelompok sesekali akhirnya berkurang.
Itu adalah cerita yang menyedihkan, jadi mari
tinggalkan itu untuk sekarang. Lebih penting lagi, aku masih harus memburu
Slime.
Dengan berpikir seperti itu, aku terus melangkah ke
depan, dan segera disambut oleh sosok dengan gerakan lambat, monster yang
hampir transparan seperti jelly.
—Tidak salah lagi itu adalah Slime.
Menarik pedangku, diriku perlahan berjalan ke arah
musuh bebuyutanku, jenis Slime yang sama yang telah aku buru selama sepuluh
tahun terakhir.
1. Gelatin adalah zat yang pada umumnya digunakan untuk membuat gel, misalnya pada agar-agar.
2. Bola Api.
3. Panah Bumi.
4. Sorry saya post chapter ini tanpa di-edit terlebih dahulu.