Wednesday, 19 June 2019

Banished Healer Chapter 1

Raust si Healer

—Raust—


"Kita mencari party!"

Hari setelah aku dikeluarkan oleh Margulus dari party, aku mengunjungi guild petualang untuk memasang poster pencarian party.
Kemarin, ketika aku meninggalkan tempat berkumpul, aku menyerahkan perlengkapan sebagai hadiah perpisahan.


...Dan berkat itu aku dalam situasi yang dapat dibilang kantong kosong sekarang.

Penginapan yang kita gunakan sebagai kediaman lebih mahal dari apa yang aku kira.
Aku biasanya berburu untuk mendapatkan daging ketika selesai mengerjakan quest, dan setelah itu, aku memasaknya sendiri dengan sayuran yang berusaha aku dapatkan dengan harga murah.
Tapi kemarin, setelah terlambat dari quest, aku dikeluarkan dari party, pada akhirnya aku tidak bisa masak untuk diri sendiri, harus membayar makan malam yang sangat mahal.

Dan itulah mengapa saat ini aku tidak memiliki uang...
Penyesalan ketika diriku menyerahkan perlengkapanku-pun mulai muncul.
Perlengkapan itu adalah sesuatu yang aku beli setelah menyimpan uang selama beberapa tahun.

Jika aku menjualnya, aku dapat mengabiskan beberapa hari berpikir mengenai pengusiran ini perlahan-lahan.

Yah, terlambat memikirkannya sekarang juga.
Bagaimanapun, sekarang aku butuh uang untuk tinggal dipenginapan tanpa masalah.
Para petualang yang beroperasi dalam guild ini memiliki berbagai tempat berburu.
Diantaranya, terdapat labirin yang ditujukan untuk petualang tingkat lanjut dan mengengah.
Selain itu, terdapat padang rumput tempat monster lemah untuk para pemula muncul, dan kemudian untuk petualang tingkat lanjut, terdapat misi penaklukan monter tingkat tinggi yang jarang muncul diluar labirin sebagai tempat berburu mereka.

Monster yang muncul diluar labirin berada di tempat yang jauh dari peradaban manusia karena tempat itu memerlukan energi sihir dalam jumlah besar, namun, kemungkinan monster itu menyerang peradaban manusia masih tetap ada, jadi penaklukan secepat mungkin diperlukan.

Dan Hydra yang telah gagal dibunuh oleh Sword of Lightning kemarin adalah monster yang muncul diluar labirin.

Yah, aku tidak cukup percaya diri mengalahkan monster dengan tingkat kesulitan sangat tinggi ini sendiri, selagi monster di padang rumput, karena begitu lemah, kau dapat menebak harga material yang dapat diperoleh.

Itu sebabnya aku memutuskan mencari rekan dan menuju kedalam labirin...

"Seperti yang kuduga, tidak ada yang datang..."

...Meski begitu, tidak ada seorangpun yang mencoba merespon permohonanku.
Biasanya, paling tidak ada satu party yang berhenti ketika mencari dengan cara ini.
Demi meningkatkan kemungkinan hidup sedikitmungkin, atau demi meningkatkan kesempatan memperoleh populeritas, sudah biasa juga bagi party mencari pengganti anggotanya yang telah mati.
Namun, jika seperti itu, wajar tidak menerima orang lemah dalam party.

...dan karena aku healer cacad merupakan sesuatu yang dikenal luas.

Itulah alasan tak ada seorangpun yang repot-repot mengudang orang tidak berguna sepertiku.

"...Haa~"

Melihat situasi saat ini, aku menghela nafas.
Aku sebenarnya menduga situasi ini, namun bagaimanapun juga, bukan berarti aku tidak merasakan apa-apa.
Selain itu, meski aku tidak merasa sakit hati, aku tidak dapat melarikan diri dari kenyataan kejam dimana aku tidak memiliki uang.
Tentu saja, aku dapat pergi ke lapisan terendah labirin, sendirian.
Namun kalau begitu aku akan mempertaruhkan nyawaku, risiko terlalu tinggi hanya untuk mendapatkan uang sementara.
Meski begitu, aku tidak ingin memikirkan berapa banyak hewan sihir yang perlu aku buru di lapisan atas.


"Aku bahkan tidak punya uang menyewa kereta kuda untuk pergi ke tempat buruan...Haa~~"


Setelah memikirkannya begitu jauh, aku menghela nafas lebih dalam.
Aku sebaiknya menyerah dan berburu di lapisan atas...

Kemudian, ketika aku merasa pasrah,
Tiba-tiba, seseorang mendekatiku yang sedang menundukan kepala.

"Kak! Maukah kau memasukanku dalam party?"

"....Huh?"

— Suara seorang gadis yang sangat imut memasuki telingaku dari jarak dekat.

Aku terkejut oleh suara tersebut dan menegakkan kepalaku.

"Kak!~ Apa kau dengar?"

"Eh?"

Dan selanjutnya adalah, aku bingung melihat penampilan gadis imut yang sedang menatapku tepat di depan mata...



Gadis yang sedang berdiri dihadapanku memiliki kecantikan yang berbeda dibandingkan orang pada umumnya.
Rambut pendek yang berkilap dengan mata biru yang terasa menarikmu kedalamnya.
Gadis ini memiliki keantikan yang membuatmu salah sangka sebagai putri dalam sebuah dongeng.

"Apa? Kenapa kau ingin masuk party healer cacad yang hanya bisa menggunakan heal sepertiku..."

...Sayangnya, saat ini aku tidak cukup tenang untuk mengamati kecantikan gadis ini.
Selagi masih terkejut, aku menanyakan pertanyaan dari dalam lubuk hatiku.

"Heeeh~ Jadi Kakak healer seperti itu, ya?"

"Ah..."

Namun kemudian, dengan kalimat yang gadis tersebut katakan, aku sadar sudah keceplosan.
Berdasarkan gadis ini mengatakannya, mungkin dia tidak mengetahuiku?

"Yah, begitulah. Jika kau bergabung dengan party lain.."

Namun, aku tidak bermaksud untuk bohong.
Meskipun aku melakukannya, itu akan segera terbongkar.
Maka dari itu aku mencoba memberitahu gadis ini sembari tersenyum masam.


"Tidak, maaf karena mengatakan sesuatu yang kasar, tapi, aku benar-benar ingin membuat party dengan Kakak."

"Eh? ... Apaaa?"


Apa yang dia katakan untuk memotong ucapanku membuat semakin bingung.
Gadis dihadapanku, memakai kostum martial artist, mungkin tidak hanya cantik, namun sangat kuat.
Bahkan dia mungkin akan mengambil peran aktif dalam lapiran rendah labirin.
Gadis semacam ini akan menjadi rekanku, aku tidak percaya.


"Namaku adalah Narsena. Seperti yang kau lihat, aku Martial Artist! Senang bertemu denganmu, Kak."

Namun, tanpa memikirkan reaksiku, dia menjulurkan tangannya padaku.

"A-Ahh, aku Raust, healer. Aku hanya healer cacad, tapi, senang bertemu denganmu."


Setelah aku menjawab sambutan Narsena dengan terburu-buru, aku memegang tangannya dan bersalaman.
Merasakan kelembutan tangan Narsena, aku akhirnya memahami kenyataan ini. Hatiku dipenuhi dengan rasa senang.

"...Akhirnya, kita bertemu."

Dalam kegembiraan itu, meskipun aku sadar wajah Narsena, sedikit tersipu malu, membuka mulutnya, apa yang dia katakan tidak masuk kedalam pikiranku...


Translator Note :
Sengaja "Onii-chan" translator terjemahkan menjadi "Kakak" atau lebih baik tetap Onii-chan saja?