Sunday, 29 August 2021

Dungeon Defense (WN) - Chapter 001

Prolog


“Hentikan dia!”

Rapalan sihir yang menyilaukan menghantam tanah seperti sebuah palu. Para demon pun kehilangan kata-kata.

Kejadian yang umumnya dibaca hanya dalam mitologi sedang terjadi saat ini. Kilatan sihir, tidak, meriam pun membombardir medan peperangan lagi dan lagi. Dataran berguncang. Sang komandan berteriak sembari menampar punggung salah satu prajuritnya. Hentikan orang itu, dia memerintah.

Tapi bagaimana mereka harus melakukannya?


“J-Jendral. Pasukan musuh terlalu kuat.”

“Garis pertahanan kedua kita sudah tembus…. Regu minotaur kita sudah tersapu bersih!”


Semua demon yang ada disini merupakan prajurit elit. Meskipun pertempuran terlihat tanpa harapan, mereka dengan senang hati akan tetap maju. Namun, bahkan para prajurit demon elit terkejut melihat pemandangan yang terjadi dihadapan mereka.

Seorang manusia berlari ditengah-tengah hujan sihir. Sederhananya dia terlihat seperti berlari di jalan raya. Manusia itu mengayunkan pedang besarnya, tanpa mempedulikan terpaan rapalan sihir dan anak panah disekitar dirinya. Tiap kali pedangnya berlalu lalang, puluhan demon tumbang selagi bagian tubuh mereka berceceran.

Jika mereka diperintahkan membuang nyawa, mereka akan melakukannya. Jika mengorbankan diri mereka berarti pihak mereka akan memperoleh kemenangan, maka siaplah mereka berserah nyawa.

Namun⎯⎯⎯menghentikan manusia itu sangat tidak mungkin.


“Pengecut kau. Dan kau sebut dirimu prajurit Yang Mulia sang Raja Agung?!”


Sang komandan menggorok leher prajurtinya sendiri. Dia adalah orang yang lebih banyak membunuh sekutu dibandingkan musuh selama hidupnya.


“Serang! Meski kau mati, lakukan setelah kau menusuknya dengan dengan tombak paling tidak sekali!”


Dirinya mengangkat tombak ke atas dan berteriak kencang. Ketika dia melakukan itu, kebencian mulai mengisi para pasukan demon. Mereka membentuk formasi dengan rekan prajurit disekitar mereka dan mendorong maju selangkah demi selangkah.


“Persetan lah! Lagian mati cuma sekali!”

“Semua ini akan berakhir ketika kita memenggal kepala monster itu! Mari tunjukan kebanggaan para demon!”

“Kurub! Kuhub! Kuhla, kuruhub!”


Pasukan demon menyerbu kedepan selagi mengeluarkan jeritan yang unik bagi mereka.

 

Mereka juga punya keluarga. Mereka juga punya kepercayaan mereka sendiri. Mereka mungkin terlihat berbeda, tapi bukan berarti mereka jauh berbeda dengan manusia. Bahkan keberanian dalam setiap langkah yang mereka ambil, meski tau mereka akan mati, itu sama saja. Jadi, semua itu sia-sia.

Faktanya mereka hanya bisa mati ditanganku.

Apa karena aku terlalu kuat? Pertama-tama, ya. Aku memanglah kuat. Aku tidak ingin menyembunyikannya.

Meski begitu, ada jarak antara kita yang mana mereka tidak mungkin dapat jembati. Oleh karena itu, tak peduli betapa beraninya mereka menyerbu,  tak peduli seberapa gilanya mereka setelah menyaksikan kepala rekan mereka terpenggal dari tubuh seperti jerami yang terikat, mereka semua akan meyambut kematian yang kejam pada bilah pedangku.

Pada akhirnya.


“Kuh! Sampai-sampai aku, Baal, kalah ditangan seorang manusia… ….!”


Dungeon Baal sang Demon Lord yang Agung telah sepenuhnya ditembus dalam sekejap mata. Tempat inilah yang persis membuat seluruh kontinen jatuh ketakutan.

Pedangku yang dingin mengeluarkan bunyi ‘shung’ selagi menusuk kedalam jantung sang Demon Lord.


“Tenang saja, Demon Lord.”

Aku menatap kearah Baal.

 

Sang demin yang pernah dikenal sebagai mimpi buruk dunia dan disebut sebagai Demon Lord Agung yang tak tertandingi sudah mati. Labirin besar, dengan tidak kurang dari 120 lantai sekarang hanya menjadi sebuah tempat pemakaman yang sedikit agak besar.


“Kau memang musuh terhebatku.”

“…….”

“Sebagai ksatria, aku ingin mengekspresikan respek ku padamu.”

“Khh.”


Baal tersenyum pahit.


“Begitu. Jadi masih ada seseorang dari sekian manusia yang tahu caranya menanggung harga diri, huh?”

“Tidak.”

Aku menggelengkan kepalaku.


“Kaulah orang yang menanamkan ideologi itu pada kita manusia. Harus punya harga diri. Kau cukup kuat untuk melakukannya.”

“Hah! Jadi 5,000 tahun hidup seorang Baal ini tidak ada gunanya… …Ideologiku menyebrangi batas antar spesies dan bahkan sampai pada manusia. Karena kau sudah ditakdirkan untuk mati, apalagi yang dapat aku harapkan? Apa ada demon lainnya yang memiliki pencapaian sehebat ini? Tidak. Kemungkinan besar tidak…. …”


Baal memejamkan kedua matanya.

“Bukan hidup yang buruk.”


Meski terlahir sebagai demon tingkat-rendah, dia berhasil menguasai dunia demon. Sang raja yang telah melebarkan jangkauannya bahkan sampai wilayah manusia telah tiba pada akhir hidupnya.

Aku membungkuk dengan hormat pada jasat sang raja.

Sekelompok invidual unik mendekatiku selagi aku memberi hormat terakhir. Seorang Archmage, Kapten ksatria, dan saintess, mereka adalah rekan yang telah menemaniku dalam suka dan duka selama lebih dari 20 tahun.


“Bangsat!”

Si ksatria berlali mendekatiku dan merangkul kepalaku. ‘Sakit! Sakit kubilang!’, terlepas teriakanku, kata-kata ku jatuh tak didengar. Dia sudah menghabiskan hamper 10 jam di medan pertempuran sampai saat ini. Bagaimana bisa dia masih punya tenaga sebanyak ini menjadi misteri bagiku.


“Selamat, Lolita.”


Selagi dua pria ini bertengkar, tiga anggota grup perempuan yang tertinggal akhirnya sampai juga.

 

“Heh. Tak kuduga kau benar-benar menguasai dungeon Baal! Kau memang luar biasa.”

“Apa yang kau bicarakan? Aku sih tau Lolita ini dapat melakukannya sejak awal. Dia memiliki berkah dari dua belas dewa.”

Si ksatria mulai merajuk dan mengeluh.


“Hadeh. Kau malah membuatnya terdengar seperti orang ini meguasai kastil Demon Lord sendirian. Sekarang bagaimana bisa om ini bersantai dalam dungeon? Tsk.”


Semuanya tertawa kecuali si ksatria. Bagaimana bisa kau tidak tertawa ketika pria yang tinggal selama 10 tahun di area pegunungan terpencil seperti bertetanggaan dengan sekelompok beruang bergumam seperti itu? Sembari aku melihat kejadian ini dari jauh, realatispun mulai meresap.

Ah, akhirnya berakhir.

Aku benar-benar menaklukan dungeon Baal

Berita kematian Demon Lord yang Agung mengejutkan kontinen. Para manusia, terlepas dari nasionalitas dan status, mereka besorak dalam kesatuan.

Sampai saat ini, semua orang sudah menunggu hari ketika dunia manusia akan berakhir. Puluhan tentara dikirim dalam asumsi menaklukan kastil Demon Lord yang Agung, tapi mereka semua musnah. Kebanyakan orang sudah putus asa. Namun, sekelompok pejuang pemberani, sembari memimpin para petualang dan tentara bayaran, berhasil menaklukan Demon Lord.

Kelahiran sang pahlawan!

Perayaan berlanjut ke seluruh benua selama 10 hari. Semenjak hari dimana ras demon menyebarkan penyakit berinfeksi di daratan 20 tahun lalu, setiap area yang ditinggali manusia terasa seperti rumah duka. Itulah Hari-hari yang mengkhawatirkan. Sekarang mimpi buruk telah berakhir.  Ras manusia merayakannya seperti kompesansi selama 20 tahun terakhir.

Suara sorakan dan canda tawa mengalir ke suluruh isi kota. Namun entah kenapa ada sisi menyedihkan juga dari perayaan ini. Natural sih. Ada orang-orang yang tidak bisa dapat imbalan. Mereka yang berada di sisi sungai sana tidak dapat kembali. Ras manusia tertawa, menangusm dan sekali lagi tertawa… …


“Lolita Sang Petualang.”


Maharani memberkahkan festival ini dengan kehadiranya demi memberi pujian pada sang pahlawan. Tidak hanya sang Maharani. Semua 12 penguasa yang memerintah 12 bangsa manusia juga hadir. Semua semua datang kesini dan memberikan hormat kepada sang pahlawan.


“Dalam skala kecil, kau hanya sekedar mengalahkan seorang Demon Lord, tapi, dalam skala besar, kau telah menyelamatkan manusia. Bukankah semua penguasa di benua ini datang karena ingin berterima kasih padamu? Lolita. Kau akan dihormati banyak orang selama kau hidup dan namamu akan tertulis dalam sejarah selamanya bahkan setelah kau mati.”  


Sang Maharani berlutut. Dirinya memegang pedang dikedua tangannya. Para penguasa yang ada juga ikut berlutut secara bersamaan.

Orang-orang disekitar kerumunan acara ini menjadi sunyi. Siapa sangka individual pemimpin semua orang akan berlutut! Tidak berlebihan menyebutkan pertama kali dalam dimulainya sejarah,  sebelumnya tidak pernah ada existensi yang membuat seluruh 12 penguasa benua ini berlutut bersamaan. Para masa saat ini sedang menyaksikan kelahiran sejarah dihadapan mereka.

Aku menerima pedang sang Maharani.


“Terima kasih, Yang Mulia.”


Sorak-sorai bergema ke suluruh langit malam di kota Kekaisaran. Para mages segera menembakkan kembang api berwarna-warni ke langit.  Lolita! Lolita! Lolita! … …Suara melantunkan nama sang pahlawan kian berlanjut.


Dengan ini, aku telah menaklukan setiap dungeon.

Aku adalah petualang diantara petualang dan tidak ada dungeon yang tidak bisa aku taklukan.

Pada saat itu, sebuah suara muncul dari speakerku.

 

Kau telah menaklukan dungeon tersembunyi, Kastil Demon Lord yang Agung Baal.

 

Sebuah pencapaian yang belum pernah ada sebelumnya! Selamat. Kau telah menaklukan seluruh 72 dungeon.

 

… …Aku hanyalah seorang petualang hebat di dalam monitor komputerku.

 

Akupun menghela nafas.


Translator note : beberapa kata dibiarkan tidak diterjemah karena bingung dalam pemilihan kata ...

 


NEXT CHAPTER

kunjungi shalvation translations untuk membaca cahpter yg lebih banyak dalam bahasa inggris